Model inbound marketing tercatat sebagai kegiatan pemasaran yang lebih relevan di era digital, ketimbang pola konvensional seperti outbound marketing.
Pada model ini, pemasar lebih fokus pada pendekatan yang menarik minat calon konsumen atau pelanggan secara organik, dan bukan memaksakan pesan promosi pada waktu yang belum tentu dibutuhkan oleh sasaran pasar.
Baca juga: Pentingnya melakukan inbound marketing
Bagaimana cara atau langkah menjalankan strategi inbound marketing?
Pada tahap ini, setelah Anda menentukan detail tentang audiens yang disasar, temukan pula tentang siapa kompetitor Anda dan kegiatan konten seperti apa yang mereka lakukan.
Amati berbagai hal, seperti pesan dan konten seperti apa yang mereka buat, bagaimana mereka menyajikannya dan mendistribusikannya, serta siapa audiens yang mereka sasar; cek juga—jika memungkinkan—bagaimana respon audiens terhadap konten mereka. Pelajari, dan temukan peluang yang bisa dimanfaatkan untuk strategi pemasaran Anda.
Selanjutnya di fase ini adalah memetakan lanskap media di kategori yang diinginkan.
Misal, jika Anda ingin memasuki kategori fashion & beauty, maka Anda perlu melakukan riset tentang bagaimana media di kategori tersebut menjalankan operasional kontennya; termasuk juga di media umum seperti Femina, Vemale, Fimela, hingga skala global seperti Bazaar, Vogue, Allure, dsb.
Klasifikasikan, apa bentuk dan format yang cenderung diproduksi masing-masing media, hingga frekuensi, gaya editorial dan visualnya. Dari sini, Anda akan mendapatkan gambaran lebih jernih untuk menentukan strategi yang tepat terkait fokus portal konten Anda.
Lakukan pula riset tentang berbagai bentuk paid media yang potensial mendukung strategi inbound marketing Anda; untuk Anda bisa memilih opsi paid media yang paling efisien dari sisi cost.
Riset akan menjadi referensi solid untuk tahap ini, yaitu pembangunan portal konten Anda; karena dari riset, kita bisa mendapatkan gambaran tentang jenis dan format konten yang tepat buat audiens yang disasar.
Tapi, portal konten saja tak cukup, karena saluran itu juga mesti mumpuni sebagai digital content channel; yang artinya, menerapkan prinsip SEO yang baik, memiliki Call-to-Action (CTA) yang jelas, serta mudah dinavigasikan oleh pengguna.
Salah satu yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan portal konten adalah memastikan tiap konten tertaut satu sama lain, juga dengan kategori yang tersedia di dalam portal.
Baca juga: 5 Alasan perusahaan perlu memiliki portal konten
Inilah saat Anda mulai membuat konten yang strateginya dikembangkan dari hasil riset, dan untuk berbagai tipe konsumen; mulai dari yang baru mengenal produk atau layanan yang ditawarkan, hingga yang sudah dalam tahap mempertimbangkan untuk menggunakan brand Anda.
Terkait hal ini, biasanya kami mengoptimalkan model AIDA (Awareness, Interest, Desire, Action), untuk mengklasifikasikan konten ke dalam bentuk subkategori topik, untuk fase customer journey yang berbeda.
Setelah konten ditayangkan, yang berikutnya mesti kita lakukan adalah mempromosikan konten, entah itu melalui media sosial ataupun paid campaign, seperti sponsored article atau influencer marketing.
Kenapa inbound marketing membutuhkan dukungan promosi di paid channel, terutama di masa awal periode campaign? Karena, berdasarkan project yang berlangsung di GetCraft sejauh ini, campaign berbayar yang mempromosikan konten pada kegiatan inbound marketing bisa membuat arus pengunjung yang diinginkan mengalir lebih deras ketimbang tanpa dukungan paid media.
Selain itu juga, dari sisi cost per view (CPV), promosi menggunakan paid media bisa menekan CPV sampai ke angka Rp750/view, dibandingkan tanpa paid media yang bisa membuat CPV ada di kisaran nilai Rp1.900/view.
Seperti sempat disebutkan pada tahap kedua tadi, penting sekali untuk portal Anda memiliki elemen Call-to-Action (CTA), seperti berlangganan newsletter untuk mendapatkan kabar atau informasi terbaru, atau konten khusus gratis yang hanya bisa didapatkan jika konsumen mendaftarkan email-nya.
Optimalkan penerbitan e-mail newsletter di periode yang konsisten, misalnya sekali di tiap 2 (dua) pekan (biweekly). Gunakan platform seperti Mailchimp atau Intercom, untuk membantu Anda menjaring data dari prospek, yang kemudian bisa di-follow up untuk proses penawaran produk atau layanan.
Baca juga: Bentuk inbound marketing berdasarkan tujuan bisnis
Dari optimalisasi portal, hingga data konsumen yang terjaring dari kegiatan inbound marketing Anda, selalu lakukan laporan secara periodik. Tujuannya untuk mempelajari, apa yang bisa dioptimalkan dari strategi inbound marketing Anda.
Hasil temuan dari evaluasi berkala, bisa dibilang juga menjadi proses riset berkelanjutan, yang kemudian juga bisa mempengaruhi pengembangan portal konten, tipe, format, sampai frekuensi konten yang cocok buat audiens yang Anda sasar.
Menerapkan 6 (enam) langkah ini, menjadi awal buat Anda menjalankan strategi inbound marketing yang bisa membantu Anda mencapai tujuan pemasaran dan bisnis yang diharapkan.