Mungkin banyak yang beranggapan kalau menyajikan konten humor dalam content marketing itu kurang efektif. Padahal, lelucon sendiri mempunyai satu kekuatan penting agar sebuah konten yang disajikan dapat terhubung dan menarik minat para target audiens. Dan melalui humor, para brand bisa terhubung secara positif dengan para masyarakat, dan ini yang menjadi salah satu tujuan utama menjalankan kegiatan content marketing.
Walau begitu, terkadang menggunakan konten humor cukup mengundang risiko. Kalau tidak ditempatkan secara tepat dan eksekusinya kurang baik, sebuah komedi dapat menjadi bumerang, akibatnya para audiens kehilangan minat karena merasa tidak cocok dengan ekspektasi mereka.
Baca Juga: Memahami Apa itu Content Marketing
Namun, banyak pula manfaat yang bisa didapatkan oleh brand ketika mereka memilih untuk membuat sebuah komedi di dalam content marketing mereka.
Pertama, saat ini sudah banyak masyarakat yang skeptis dengan bentuk konten yang terkesan berjualan/hard sell. Itu alasannya mereka kerap memagari beragam bentuk advertising yang akan mereka terima, dan hal ini akan menyulitkan brand untuk bisa mencapai para target audiens.
Sementara, sebuah lelucon kerap membuat masyarakat dengan senang hati menerimanya, apa pun bentuknya, selama bisa membuat mereka terhibur, sekalipun sebenarnya apa yang mereka lihat itu adalah sebuah promosi.
Pada akhirnya, para audiens akan lebih terbuka dengan konten bernada humor dan brand dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dengan lebih efektif.
Kedua, konten humor akan membuat brand lebih mudah terkoneksi dengan para target audiens atau dapat dikatakan juga, lelucon membuat brand lebih dekat dan relevan dengan masyarakat karena lekat dengan keseharian.
Ketiga, humor biasanya membuat orang lebih tertarik untuk menyebarkan konten tersebut. Mungkin kalau kita perhatikan saat ini, kebanyakan konten yang di-share berbentuk sesuatu yang jenaka. Contohnya saja, iklan Indo ice cream, coba siapa yang belum pernah melihat iklan bertema kerajaan ala serial berbujet rendah namun merakyat, dan mengapa iklan tersebut bisa sampai ke banyak mata, tak lain karena banyak masyarakat yang ikut menyebarluaskan video tersebut lewat akun pribadi mereka.
Dan jika seseorang merasa terhibur ketika melihat suatu konten, maka kecenderungan untuk membagikan konten terkait di dalam media sosial mereka menjadi lebih besar. Sehingga, sebuah konten lucu, jika "dimainkan" dengan benar, akan meningkatkan kemungkinan untuk menjadi viral.
Terakhir, sebuah konten humor dapat membentuk suara dari brand terkait. Melalui sebuah komedi akan membuat masyarakat lebih mudah mengingat pesan dan siapa yang mengirimkan pesan. Dan ketika sebuah humor dapat ditempatkan secara tepat, maka bisa membuat brand menampilkan personality-nya dan akan membuat pesan yang disampaikan lebih sesuai dengan para audiens, juga menarik mereka untuk ikut terlibat pada perbincangan di dalamnya.
Lalu bagaimana cara menyajikan konten humor yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat?
Semua orang tentu menyadari kalau humor itu subjektif. Seperti, apa yang dianggap lucu oleh generasi millennials, belum tentu dianggap menarik oleh generasi sebelumnya. Karena alasan tersebut, mengapa mengenal dengan baik para target audiens menjadi penting, dan dengan begitu, maka brand akan lebih mudah menyajikan konten jokes seperti apa yang bisa mengundang engagement yang tinggi.
Setelah itu, kita bisa mulai memikirkan angle apa yang paling tepat untuk disajikan. Jangan sampai pesan yang disampaikan malah terasa terlalu ofensif atau seperti tidak berselera. Kalau begitu, komedi yang diberikan bukannya memberikan hasil yang positif, tetapi bisa merusak reputasi brand.
Sebuah humor yang terbaik itu datang dari hubungan yang dibangun berdasarkan pengalaman yang sama. Jadi kita tidak perlu takut untuk menyampaikan sebuah konten komedi yang isinya masih membahas kejadian yang umum terjadi di kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dengan konten humor yang relevan akan membuat brand kita seolah menghapus jarak dengan para audiens. Karena sebuah komedi akan mengingatkan para pembacanya bahwa brand terkait masih memiliki sisi humanis di belakangnya. Dengan ini akan membantu memperkuat hubungan dengan para audiens.
Salah satu kunci kesuksesan sebuah content marketing dengan humor adalah nilai autentik yang dikandungnya. Karena itu, dalam menyajikan sebuah humor perlu untuk merefleksikan apa yang menjadi pegangan dari brand terkait.
Membuat para audiens tertawa bisa dibilang kalau konten yang disajikan itu berhasil. Tetapi akan percuma kalau komedi yang disampaikan sudah baik namun tidak berhubungan dengan produk yang ditawarkan, maka humor tadi pun tidak ada nilainya terhadap brand.
Kalau humor yang kita sampaikan terlalu kompleks, risikonya akan membuat pesan yang disampaikan menjadi bias, kehilangan efektivitasnya, dan tidak sampai secara tepat kepada audiens. Atau bisa dibilang humor yang dibuat janganlah membuat para audiensnya perlu berpikir keras untuk menangkap pesannya.
Karena memang tujuan utama dari content marketing yakni agar masyarakat bisa mendapatkan pesan dan nilai yang ingin disampaikan brand, dan bukan membuat mereka sekadar tertawa terbahak-bahak.
Baca Juga: Kamengski : Dari Parodi Jadi Bisnis Mumpuni
Pada akhirnya, sebuah konten yang diselipkan humor yang berhasil itu akan membuat hubungan yang tulus/ikatan antara brand dengan audiensnya serta membuat mereka tertarik untuk mengeksplorasi lebih jauh produk atau jasa yang ditawarkan brand.