Membuat konten yang menarik kini seakan menjadi ajang perlombaan di antara brand untuk memenangkan perhatian masyarakat. Karena, dengan konten yang memikat, konversi pun dapat meningkat. Maka konten bisa dibilang merupakan jantung dari strategi digital marketing.
Kualitas konten tentu perlu diperhatikan secara teliti karena akan memberikan dampak yang signifikan terhadap peringkat mesin pencarian dan ketertarikan audiens. Ditambah, konten dengan isi yang bermutu dan insightful akan meningkatkan kredibilitas brand, sehingga akan mendorong kepecayaan audiens.
Baca Juga: Memahami Apa itu Content Marketing
Namun yang kerap menimbulkan kebimbangan di antara para marketer adalah, bentuk konten apa yang sebaiknya disajikan? Apakah long-form content (konten bentuk panjang) atau short-form content (konten bentuk pendek)?
Sebagian besar kreator konten dan marketers sepakat bahwa konten bentuk panjang biasanya memiliki 2.000 kata atau lebih. Contoh konten ini termasuk artikel panjang, whitepaper, e-book, dan tutorial atau how-to guides.
Konten bentuk panjang biasanya melingkupi insight dan analisis yang ditambah dengan data dan statistik teranyar, sehingga membutuhkan riset yang lebih panjang dan memakan waktu lebih lama dalam pengerjaannya.
Lalu, kapan sebaiknya kita menyajikan konten bentuk panjang ini?
Konten bentuk panjang ini penting untuk ditayangkan saat kita ingin memberikan informasi yang mendalam kepada para audiens, sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
Dan berikut beberapa kelebihan dari konten bentuk panjang ini:
Algoritma Google saat ini akan menaikkan konten dengan kualitas yang tinggi. Konten yang panjang berarti memiliki keyword yang kaya dan juga memiliki backlink yang baik. Hal ini tentunya akan membantu konten lebih mudah mencapai ranking tinggi pada mesin pencarian dan meningkatkan traffic organik.
Ketika konten dibuat melalui riset yang baik dan menarik, audiens akan menghabiskan waktu lebih lama di dalam situs terkait. Bounce rate yang kecil dan rata-rata waktu pada situs yang tinggi tentunya akan memberikan dampak positif pada situs yang dikembangkan.
Lebih jauh, konten bentuk panjang akan memberikan interlink yang lebih efisien, sehingga dapat mengajak pembaca untuk lebih tertarik mengeksplor konten-konten yang ada pada situs resmi milik brand.
Konten bentuk panjang tentu membutuhkan riset yang lebih panjang dan mendalam, sehingga konten tersebut pun akan memberikan kualitas terbaiknya. Hal ini akan memberikan nilai tambah pada audiens setelah membaca konten tersebut. Dengan begitu, kredibilitas brand di mata audiens akan meningkat, begitu pula dengan loyalitas konsumen.
Selain itu, konten terkait juga akan meningkatkan otoritas brand, di mana audiens akan melihat nilai lebih dari brand terkait, dan akan mempercayainya sebagai sumber informasi yang berharga.
Membangun konten yang panjang tentu bukanlah persoalan mudah dan diperlukan kreator konten yang andal di bidangnya. Proses riset dan produksinya perlu dipastikan secara detail agar benar-benar bermakna bagi para pembacanya. Dan beberapa hal tersebut yang membuat banyak brand lain mungkin mengesampingkan pembuatan konten bentuk panjang ini, karena membutuhkan waktu yang lama.
Dari situ nantinya konten akan lebih menonjol dibanding konten lain karena kedalaman materinya.
Salah satu tujuan utama menjalankan strategi digital marketing adalah untuk mengajak pengunjung situs menjadi pelanggan. Maka dari itu, karena konten yang panjang dapat meningkatkan kredibilitas, maka brand pun dianggap sebagai expertise pada industrinya. Dan hal ini berpotensi untuk meningkatkan konversi pembaca blog menjadi pelanggan.
Kelebihan lain dari konten bentuk panjang adalah, lebih mudah untuk diubah-ubah menjadi bentuk konten yang lain. Seperti mengubah inti whitepaper menjadi infografik, atau mengubah e-book menjadi serial podcast.
Walau memiliki berbagai kelebihan, konten bentuk panjang ini juga memiliki beberapa kekurangan.
Membuat artikel dengan 2000 kata tentu bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena artikel tersebut haruslah menarik dari awal sampai akhir, dan juga membutuhkan kedalaman dalam penyajian topik.
Kedalaman riset dan materi tersebut tentu memakan banyak waktu dan tenaga, sehingga kadang kala kita membutuhkan tenaga outsource atau expert-expert di industri terkait. Dan hal ini tentunya akan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Masyarakat saat ini memiliki gaya hidup yang serba cepat. Kesibukan dari para target audiens tersebut membuat mereka tidak memiliki cukup waktu untuk membaca konten panjang dari awal sampai akhir. Maka itu, dalam membangun konten bentuk panjang ini dibutuhkan struktur yang baik serta sudah memikat sejak awal hingga akhir artikel.
Seperti yang diungkapkan di atas, menciptakan konten bentuk panjang membutuhkan banyak waktu. Namun di satu sisi, penting pula bagi brand untuk menyajikan konten secara reguler agar terus diingat oleh para audiensnya.
Jika memaksakan terus membuat konten bentuk panjang, namun tidak diiringi dengan konsistensi penayangannya, tak menutup kemungkinan, brand akan lebih mudah dilupakan audiens.
Layar smartphone yang kecil kadang membuat audiens lelah untuk membaca dalam jangka waktu yang lama. Dan para pengguna smartphone biasanya akan melewatkan konten yang panjang dan mencari konten yang lebih singkat namun tetap bisa menjawab kebutuhannya, dan membuat konten bentuk panjang tadi akhirnya menjadi dilupakan.
Menyajikan konten bentuk panjang tentunya akan memberikan beragam keuntungan, namun di sisi lain, membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Sementara marketers pun dituntut untuk terus menyajikan konten secara reguler supaya tetap bisa menarik perhatian audiens.
Dan hal ini membuat perdebatan antara konten bentuk panjang dan konten bentuk pendek menjadi semakin jauh. Nah, setelah membahas berbagai macam seputar konten bentuk panjang, di bawah ini akan menjelaskan hal-hal seputar konten bentuk pendek.
Karakteristik dari konten bentuk pendek ini yakni memiliki jumlah kata sebanyak 1200 atau kurang. Biasanya yang termasuk konten bentuk pendek ini adalah email, artikel pendek, social media posts (seperti caption).
Biasanya konten bentuk pendek ini tepat digunakan dalam situasi:
Setelah mengetahui kapan sebaiknya menyajikan konten bentuk pendek ini, berikut beberapa kelebihannya:
Dengan konten bentuk pendek, audiens bisa langsung menemukan inti yang ingin disampaikan dan mereka akan membaca setiap detail konten sampai tuntas. Hal ini akan meningkatkan tingkat engagement dari mereka.
Salah satu keunggulan dari dari konten bentuk pendek ini yaitu membutuhkan waktu yang lebih sedikit dalam membuatnya. Misal, kita membutuhkan waktu 3 jam untuk membuat satu artikel berisi 3.000 kata, dalam jangka waktu yang sama tentuya kita bisa membuat banyak caption media sosial ataupun artikel-artikel singkat.
Karena membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam pengerjaannya, konten yang lebih singkat bisa mencapai audiens secara reguler, serta dengan frekuensi tayang yang ajeg.
Audiens akan lebih senang membaca konten yang berisi 500 kata dibanding membaca ebook melalui smartphone mereka. Karena itu, ketika menemukan konten yang singkat para pembaca akan membacanya saat itu juga dan tidak akan melewatkannya.
Selain kelebihan-kelebihannya, menyajikan konten bentuk pendek ini juga memiliki beberapa kekurangan.
Konten bentuk pendek membuat kita sulit menguraikan detail-detail menarik seputar topik yang dikembangkan. Kurangnya detail seperti data atau riset ini membuat berkurangnya nilai dari konten tersebut.
Maka itu, konten bentuk pendek ini cukup sulit untuk mendongkrak kredibilitas brand dan juga kepercayaan masyarakat. Tetapi efektif untuk meningkatkan engagement dari masyarakat.
Ketika audiens tidak mendapat informasi penting, mereka akan malas untuk menghabiskan waktu pada situs yang kita kelola. Hal ini akan membuat bounce rate menjadi buruk dan waktu audiens pada situs menjadi sedikit.
Lebih jauh, hal ini membuat konten menjadi sulit untuk mendapatkan peringkat tinggi di mesin pencarian, serta akan menyulitkan brand ketika ingin melakukan repurpose pada konten tersebut.
Baca Juga: Komik Sebagai Marketing Tools? Mengapa Tidak?
Konten bentuk panjang atau konten bentuk pendek memang memiliki karakteristik dan keunggulannya masing-masing. Namun, demikian brand perlu untuk mengkombinasikan keduanya untuk bisa mencapai beragam tujuan marketing.