Makin lama makin sedikit pengiklan yang membeli slot iklan di siaran radio. Meski demikian, bukan berarti iklan berbasis audio benar-benar menghilang dari peredaran. Di era yang serba berbasis layanan on-demand, podcast menjadi bintang di antara para pengiklan karena corak demografinya selaras dengan apa yang diinginkan pelaku pemasaran kebanyakan.
Mengapa podcast sangat populer belakangan ini? Pertama, karena banyak orang mendengarkan podcast lewat ponsel pribadi. Podcast bisa dengan mudah dikonsumsi kapan saja, bahkan saat bepergian (mobile), saat berjalan kaki, termasuk jogging sore.
Selain itu, podcast memiliki >550ribu acara dengan topik untuk hampir setiap jenis ketertarikan! Jumlah itu baru diambil dari Apple Podcast saja. Bisa dibayangkan berapa banyak podcast yang tersebar di platform lain seperti Spotify, Soundcloud, Podbean, dan sebagainya.
Dengan jumlah konten sebanyak itu, tidak mengherankan jika 73juta penduduk AS mulai menjadi pendengar aktif podcast menurut salah satu laporan data dari Statista baru-baru ini.
Baca Juga: Memahami Apa itu Content Marketing
Banyaknya jumlah pendengar turut mendorong geliat periklanan di podcast untuk tumbuh. Di tahun 2018 saja, advertising dalam podcast menghasilkan revenue sejumlah US$ 402juta. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai US$ 659juta pada 2020.
Perkembangan podcast ini lantas memicu pertanyaan: apakah beriklan di podcast akan memberikan ROI yang baik? Benar, terlebih jika kita tahu bagaimana caranya memanfaatkan kanal tersebut dengan baik.
Lalu, apakah podcast bisa menjadi medium yang efektif untuk influencer marketing? Benar, karenanya kita perlu terlebih dulu memahami mekanisme advertising dalam podcast.
Podcast rata-rata memiliki tiga slot untuk iklan: praputar (pre roll), paruh-putar (mid-roll), dan pascaputar (post-roll). Iklan praputar biasa memakan durasi 15-30 detik pertama dari sebuah episode. Iklan paruh-putar yang berdurasi 60-90 detik biasa diputar di tengah episode. Sedangkan iklan pasca-putar berdurasi 20-30 detik akan diputar tepat sebelum kredit penutup.
Podcaster akan membaca sebagian besar iklan, baik selama acara yang direkam secara langsung atau segmen yang direkam sebelumnya. Banyak pengiklan lebih menyukai tayangan langsung karena memungkinkan podcaster untuk berimprovisasi dengan pesan iklan yang unik, atau menghubungkan produk dengan tema acara. Hal ini memungkinkan iklan lebih terasa seperti segmen lain alih-alih endorsement yang sengaja ditampilkan karena berbayar.
Setelah podcaster membaca iklan, perusahaan harus menentukan potensi ROI yang tepat. Tidak seperti pay-per-click-ads yang merekam jejak perilaku konsumen secara aktual, podcast tidak menawarkan cara bawaan untuk menunjukkan bahwa pendengar mengambil tindakan yang diinginkan secara langsung. Meski demikian, ada cara yang dapat diandalkan untuk mengukur ROI yang diiklankan di podcast, menurut Forbes:
Ketiga indikator di atas sangat cocok untuk campaign yang membutuhkan respons cepat, seperti kebanyakan tipe advertising dalam podcast yang biasanya ditemui.
Untuk brand awareness campaign, ada indikator lain yang dapat digunakan. Misalnya dengan memantau media sosial untuk melihat apakah sponsorship dalam podcast tertentu memberikan peningkatan pada indikator likes, shares, dan mention di jejaring media sosial.
Pada 2017, pengeluaran global iklan digital mengalahkan iklan TV untuk pertama kalinya. Biar begitu, peningkatan pengeluaran yang signifikan ini tidak otomatis menjadikan iklan digital sebagai instrumen yang efektif. Hal ini berkaitan erat dengan kecenderungan kaum milenial sebagai demografis pemasaran utama yang sangat selektif akan informasi.
Kaum milenial yang terbiasa mengkonsumsi iklan cenderung mengabaikan iklan visual yang disodorkan secara gamblang oleh pengiklan. Tabiat ini bisa diukur lewat jumlah penggunaan perangkat lunak pemblokiran iklan yang mencapai 30,1% dari jumlah pengguna internet.
Kebiasaan menghindari iklan seperti ini dapat mengganggu banyak saluran pemasaran, tetapi tidak untuk podcast. Faktanya, 78% pendengar podcast menerima adanya iklan dalam podcast. Karena pendengar menyimpulkan jika iklan yang muncul dalam podcast ini mendanai konten yang benar-benar mereka sukai.
Di samping itu, banyak pendengar yang menganggap iklan-iklan tersebut sangat berkesan dan memotivasi mereka. Menurut Podcast Playbook (Biro Iklan Interaktif Amerika Serikat), 67% pendengar dapat mengingat produk dan merek yang ditampilkan dalam iklan podcast. Dan sebanyak 61% dari total pendengar podcast benar-benar membayar produk atau layanan yang mereka dengar dari podcast.
Baca Juga: Peluang Brand dalam Menjaring Audiens Melalui Podcast
Podcast sebagai medium influencer marketing terbilang efektif. Platform yang sangat intim ini mampu mempengaruhi para pendengarnya dengan baik. Otentisitas konten seperti ini membuat pendengar menjadi semakin loyal dan rela dengan sabar menanti episode selanjutnya.