Sekarang ini, makin banyak cara untuk mempromosikan brand atau melakukan marketing campaign. Apalagi, di era teknologi yang makin berkembang, semakin banyak pilihan konten untuk mereka konsumsi. Dalam hal ini, tantangan pemasar adalah menentukan bentuk konten yang paling efektif berdasarkan sasaran konsumen. Dan salah satu bentuk konten yang kini sedang digemari adalah video. Tak heran jika, belakangan ini juga, istilah video marketing semakin populer.
Frozenfire.com mendeskripsikan video marketing sebagai penggunaan video untuk mempromosikan brand, produk atau servis. Sebuah marketing campaign yang kuat akan melibatkan berbagai konten dalam bentuk video, mulai dari testimoni konsumen, video laporan live event, how-to videos, explainer videos, corporate training videos, hingga video viral (entertainment).
Lalu apa yang membuat video marketing dianggap efektif sebagai medium content marketing? Inilah sejumlah alasannya:
Video seringkali dianggap sebagai medium daripada sebagai sebuah industri, dan ini tidak salah. Namun lebih dari itu, video sebenarnya adalah wadah/ penampung konten, sebuah metode yang strategis untuk menyampaikan pesan dengan marketing layers yang banyak.
Untuk mempermudah pengertian, coba lihat empat lapisan di balik definisi video marketing yang dijabarkan oleh Funnelbox.com.
Strategi pemasaran yang kuat harus menjadi akar setiap marketing campaign. Tapi sebelum masuk ke tahap selanjutnya, pertanyaan yang pertama harus Anda tanyakan adalah: "Siapa target market video ini?" dan "Aksi apa yang diharapkan akan mereka lakukan setelah menonton video ini?".
Setelah kedua pertanyaan tersebut terjawab, pikirkan sejumlah strategi turunan yang bisa memperkuat, yakni strategi distribusi, kreatif, dan produksi.
Produksi tidak akan bisa berjalan jika belum ada strategi pemasaran yang jelas karena pada pelaksanaannya, elemen-elemen dari produksi harus memikirkan bagian kreatif pula, begitu juga dengan di channel mana video akan didistribusikan.
Secara sederhana, ada tiga fase dalam sebuah produksi, yakni:
- Pre produksi: di tahap inilah ide-ide kreatif dibangun, biasanya dalam bentuk naskah atau storyboard. Koordinator juga akan mengerjakan detail-detail penting lainnya, seperti lokasi syuting, siapa talent-nya , hingga kostum yang akan dikenakan.
- Produksi: Proses syuting, termasuk proses pengambilan gambar untuk footage yang nantinya akan memperkaya hasil video. Ada banyak elemen produksi di balik layar yang harus dikerjakan pada tahap ini, seperti pencahayaan dan framing.
- Post-produksi: Tahap final dari proses produksi adalah pada saat video sudah siap ditayangkan. Di sinilah terjadi penambahan grafis.voice-over, hingga penambahan special effect. Tim produksi akan menanyakan sejumlah feedback pada pihak-pihak terkait sebelum menayangkan video/produk final tersebut.
Hasil produksi akan sia-sia jika tidak ada distribusi yang baik. Strategi distribusi yang kuat akan membuat video menjadi dikenal dan mendatangkan keuntungan.
Di mana saja video akan didistribusikan bisa mengukur kesuksesan konten sebuah video marketing. Maka pastikan untuk mengambil keputusan dengan sangat hati-hati dalam hal pendistribusian ini.
Sebelum mengambil keputusan dalam pendistribusian, pikirkan dulu sejumlah pertanyaan ini"
Strategi yang baik juga tidak akan berhasil tanpa perencanaan optimalisasi dan percobaan/testing.
Bersiaplah jika ada hal-hal di luar rencana yang terjadi.
Sulit memprediksi platform media sosial yang paling ampuh untuk mendongkrak video Anda. Bisa jadi pada saat distribusi berjalan, masalahnya bukan pada platform yang dipakai namun pada target marketnya. Bayangkan jika target marketnya adalah remaja perempuan, tapi pada saat tayang, ternyata video malah menarik market ibu-ibu muda di usia akhir '20-an.
Poinnya adalah, dalam setiap permasalahan ini, belum tentu selalu ada jalan keluarnya. Jadi, ada baiknya untuk selalu menyediakan ruang untuk percobaan dan improvisasi selama campaign berjalan.
→Klik di sini untuk bekerjasama dengan videografer terbaik di Asia Tenggara
Baca juga:
Cara Memilih Media atau Influencer untuk Sponsored Content
Cara Menentukan Tipe Konten yang Tepat untuk Sponsored Content