X
Login to MarketingCraft
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Hadirnya pandemi Covid-19 ini, cukup membuat banyak pelaku dunia marketing merasa kesulitan. Bagaimana tidak, pada masa-masa ini, adanya pengurangan budget, berubahnya pola perilaku konsumen, dan lain sebagainya membuat banyak brand perlu merombak kembali strategi marketing mereka dengan harapan; tetap bisa mencapai tujuan marketing yang sudah ditentukan, dapat bertahan di masa pandemi, hingga dapat bangkit kembali setelah masa krisis ini terlewati
Karena hal tersebut, mengetahui tren marketing dan juga berbagai inisiatif yang dilakukan oleh berbagai brand menjadi hal angin segar. Ini tentunya dapat memberikan pembelajaran dan membantu kita untuk mengembangkan strategi marketing di masa krisis ini.
Untuk mengetahui tren serta berbagai inisiatif yang dilakukan para pelaku industri marketing di Indonesia, Marketing Craft berusaha mewawancarai berbagai pelaku industri, mulai dari sisi brand, agensi ataupun production house (PH) mengenai tren marketing dan juga seputar konten yang menarik di masa pandemi ini.
Namun, sebelum sampai pada wawancara dan apa yang dilakukan pelaku industri marketing di masa pandemi ini, artikel ini akan terlebih dahulu berbicara mengenai inisiatif-inisiatif marketing yang dapat dilakukan oleh brand, seperti yang diungkapkan oleh Grup CEO GetCraft, Patrick Searle, pada webinar bertema “Marketing in the Time of Covid-19” beberapa waktu yang lalu.
Apa yang disampaikan oleh pimpinan tentu menjadi hal yang penting bagi perusahaan. Bukan hanya isi pesannya, tetapi bagaimana cara para pimpinan tersebut menyampaikannya dan relevansi terhadap masa krisis ini membuat pesan dapat tersampaikan secara tepat dan memberikan motivasi lebih baik itu kepada pihak internal maupun eksternal.
Adapula cara yang dapat dilakukan antara lain dengan membuat video yang direkam terlebih dahulu lalu disampaikan kepada para pihak terkait. Para pimpinan tersebut juga bisa menyelenggarakan webinar mengenai dukungan yang ia lakukan kepada pihak internal dan eksternal di masa krisis ini. Kunci dari menjalankan inisiatif ini adalah menyampaikan pesan secara transparan, memiliki tujuan yang jelas, juga autentik.
Dave Gerhardt, CMO dari Privy.com mengungkapkan bahwa, "A 2-minutes IPhone video from your CEO would have such a bigger impact than a highly manicured campaign or corporate sounding email."
Bagi brand, memperlihatkan ketulusan dalam memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi dapat meningkatkan brand awareness secara signifikan. Hal ini pun akan membuat masyarakat akan terus mengingatnya.
CEO Adam &eveDDB UK & New York, Tammy Einav menyatakan bahwa, hubungan brand dengan para pelanggannya selalu menjadi unsur penting, tetapi tidak pernah lebih penting daripada saat ini. Dalam kondisi seperti ini – di mana menakutkan, tidak pasti dan berubah secara cepat- dituntut kejelasan dan jaminan.
Pada masa pandemi ini, pelanggan lebih banyak menghabiskan waktu melalui smartphone dan juga memiliki pertanyaan yang lebih banyak dibanding sebelumnya. Karena itu, kita sebagai brand dapat membantu mereka dengan cara mendekatkan diri, memenuhi permintaan serta menjawab pertanyaan mereka tersebut.
Dan hal yang dapat dilakukan brand adalah dengan hadir dan membentuk komunitas online, tidak hanya di media sosial tetapi juga di berbagai layanan komunikasi seperti WhatsApp, Telegram, dan lain sebagainya. Selain itu, kita juga bisa mengajak expert ataupun influencer untuk berdiskusi dengan para pelanggan. Dengan begitu, komunitas tersebut akan semakin kuat.
Saat ini, masyarakat sedang dituntut untuk bekerja dari rumah, dan salah satu tantangan dari bekerja dari rumah ini adalah melawan rasa jenuh. Karena itu, supaya dapat mengusir rasa bosan dan tetap menghibur masyarakat, brand perlu menyajikan konten-konten yang sifatnya menghibur dan edukatif.
Menyajikan konten ini tentunya dapat membantu meningkatkan mood masyarakat di masa isolasi, ditambah brand menjadi terus terhubung dengan para pelanggan.
Di tengah krisis ini, apa yang perlu dilakukan brand supaya bisa tetap berkomunikasi secara efektif dengan budget yang terbatas? Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah media, pesan dan juga touchpoint untuk memastikan bahwa audiens dapat menerima pesan dari brand dengan cara yang paling mereka sukai.
Misalnya, kita bisa melakukan perubahan budget yang tadinya digunakan untuk membuat iklan yang berbiaya tinggi seperti melalui medium OOH atau TV, dan memanfaatkannya untuk membuat podcast.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kantar Millward Brown terhadap 35.000 pelanggan secara global, mereka menemukan bahwa hanya 8% responden yang berpikiran bahwa brand sebaiknya menghentikan iklan mereka. Sementara itu, 78% pelanggan percaya bahwa brand sebaiknya membantu memenuhi kebuthan mereka sehari-hari. 75% responden menyatakan bahwa brand sebaiknya memberikan informasi kepada mereka mengenai apa yang sedang dilakukannya saat ini.
Selain itu, hanya 30% yang ingin melihat tawaran diskon dan promosi dari brand. Hal ini berarti, promosi yang dilakukan tidak akan diingat oleh masyarakat, karena mereka sudah memiliki prioritas masing-masing di masa krisis ini.
Beberapa hal di atas adalah inisiatif marketing yang dapat dilakukan brand pada masa pandemi ini. Ingin tahu seperti apa tren marketing di masa pandemi dari kacamata pelaku industri? Atau ingin tahu inisiatif atau konten apa yang dibuat oleh brand/agensi/PH di Indonesia pada masa pandemi ini? Subscribe Marketing Craft untuk mengetahui insight dari para pelaku industri marketing di Indonesia.
Feature Image by Diggity Marketing on https://diggitymarketing.com/
