Sign Up to MarketingCraft Newsletter for Free!

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Suara Para Kreator Seputar Industri Kreatif di Indonesia

By
Dimas Gityandraputra
 •
May 25, 2020

Dalam beberapa tahun belakangan, industri kreatif kerap menjadi pembahasan menarik untuk dibicarakan. Perkembangannya yang begitu cepat, lalu menjadi primadona bagi anak-anak muda ketika mencari kerja hingga pembahasan menjadi tulang punggung ekonomi negara, industri kreatif selalu mempunyai daya tarik tersendiri untuk menghangatkan suasana.

Pada kesempatan kali ini, kami juga akan membahas mengenai fenomena yang terjadi pada industri kreatif di Indonesia, namun kurang seru tampaknya kalau membahas suatu topik, tanpa mengundang mereka yang sudah terjun langsung ke dalam industri kreatif ini. Siapa saja mereka?

Yang pertama adalah Agra Suseno, dirinya merupakan fotografer yang kerap menangkap momen-momen terbaik di depan ataupun belakang panggung para publik figur. Andien, Isyana Sarasvati, Dian Sastrowardoyo, The Upstairs dan masih banyak nama artis lain yang pernah menjadi sasaran manis lensa kameranya. Hasil karya fotonya pun pernah dipublikasikan oleh berbagai media seperti Uncluster, Deathrockstar, Jurnallica, The Jakarta Globe, dan Rolling Stones Indonesia.

Selain aktif sebagai fotografer panggung, Agra juga membuat sebuah production house bernama Sky Box Photo untuk mengabadikan momen-momen indah seperti pernikahan, ulang tahun, dan event membahagiakan lainnya agar menjadi cerita yang tak lekang oleh waktu.

Selain Agra, kami juga berbincang dengan Dimas Angkling, seorang desainer dan animator yang juga founder dan Creative Director agensi kreatif bernama SEMANGART. Banyak karya yang sudah dihasilkan oleh SEMANGART, baik itu untuk branding, digital activation ataupun video teaser. Selain itu, karya ilustrasi Dimas Angkling juga kerap menghiasi halaman-halaman dalam majalah Noor.

Lalu seperti apa pembahasan kami dengan kedua pelaku industri kreatif ini?

Baca Juga: Tantangan Industri Kreatif Masa Kini Di Mata Para Bos Agensi

  • Menurut Anda apa yang terjadi dengan Industri Kreatif di Indonesia saat Ini?

Agra Suseno:

"Industri kreatif di Indonesia beberapa tahun terakhir berkembang dengan sangat cepat, tentunya terbantu dengan era internet dan media sosial di mana kita semakin mudah untuk mengakses materi untuk belajar ataupun mencari referensi. Namun internet dan media sosial ini menurut saya memunculkan satu fenomena, kalau bisa dibilang masalah baru, yaitu dengan semakin mudah mengakses bahan tersebut, semakin mudah dan banyak juga pekerja industri kreatif yang bisa disebut instan, tanpa proses belajar yang lebih dalam."

Dimas Angkling:

"Industri kreatif Indonesia mempunyai prospek yang sangat menjanjikan, bahkan digadang-gadang mampu menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia di masa mendatang. Hal ini didukung oleh fakta bahwa industri kreatif mengandalkan sumber daya manusia sebagai aset utama, sedangkan sektor lain masih tergantung pada pemanfaatan sumber daya lainnya.

Masalah utama yang dihadapi sektor industri kreatif meliputi rendahnya apresiasi terhadap hasil karya dalam negeri dan kecenderungan masyarakat yang "bule minded", sehingga produk dan jasa yang mengandung unsur luar negeri menjadi hal mewah dan membanggakan. Padahal, untuk merealisasikan cita-cita menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia adalah dengan memajukan ekonomi kreatif. Apresiasi yang baik dan kemampuan untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap produk dalam negeri akan berkontribusi dalam menciptakan efek "bola salju" pada ekonomi kreatif Indonesia. Upaya tersebut tentunya harus diimbangi dengan kreasi, inovasi, dan kreativitas dari pelaku industri ini."

  • Bagaimana persoalan itu mempengaruhi pekerjaan yang Anda lakukan sehari-hari?

Agra Suseno:

"Contoh masalah tersebut di bidang saya misalnya, di fotografi. Kini siapa saja bisa membuat foto yang bagus, upload di internet, dengan taktik yang tepat, dapat banyak followers. Namun, belum tentu mereka ini bisa disebut 'fotografer profesional'. Itu yang kadang membuat orang lain ataupun klien menjadi bias. Karena seseorang ini followers-nya banyak, feed-nya bagus, mereka di-hire oleh suatu brand untuk pemotretan komersial. Namun bisa jadi mereka belum terbiasa dengan proses produksi yang baik, bagaimana meng-handle klien, dan sebagainya."

Dimas Angkling:

"Kurangnya apresiasi yang baik terhadap bisnis yang saya jalani sering menjadi hambatan untuk menawarkan jasa kreatif. Dari banyaknya komponen penyebab, yang paling kentara menurut saya adalah banyak praktisi yang rela menurunkan harga dalam rangka mendapatkan proyek. Hal ini berimbas pada jatuhnya standar dari nilai jasa yang ditawarkan, sehingga pada akhirnya “desain gratis” menjadi nilai jual tersendiri. Sedangkan apabila ditinjau, bisnis di bidang jasa seharusnya memiliki added value yang meningkat seiring waktu."

  • Apa yang menurut Anda bisa jadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut?

Agra Suseno:

"Solusinya, jika kita sebagai pelaku industri yang sudah lebih banyak pengalaman di bidangnya, perbanyak berbagi pengalaman dengan pemain baru atau yang lebih muda. Agar iklim profesional di industri kita juga senantiasa terjaga dan untuk para pemain baru, satu-satunya kunci untuk masalah tersebut jangan cepat puas. Terus belajar, jangan hanya karena social media presence-nya baik lalu merasa tinggi."

Dimas Angkling:

"Para pelaku industri kreatif harus terus meningkatkan kualitas dan nilai dari jasa yang ditawarkan, sehingga mampu menumbuhkan keyakinan bahwa produk dalam negeri dapat bersaing dan menjadi lebih baik dari luar negeri. Jika hal tersebut terwujud, maka nilai jual dan daya beli akan meningkat secara konsisten."

  • Bagaimana cara mencari titik tengah antara idealisme kreatif dengan apa yang menjadi keinginan klien?

Agra Suseno:

"Caranya adalah dengan ingat cicilan! Hahaha. Ya harus sadar saja tidak akan semua projek sejalan dengan kemauan kita. Ada yang memang hanya untuk memenuhi target, dan ada juga project-project yang bisa memasukkan idealisme kita di dalamnya.

Dimas Angkling:

"Cintai pekerjaan kita dan cintai klien, kemudian jaga profesionalitas dalam dua aspek tersebut. Bagaimanapun juga, klien adalah aspek utama dari berhasilnya sebuah proyek komersil. Sehingga kerangka berpikir yang seharusnya digunakan adalah "bagaimana menghasilkan karya yang memuaskan diri kita dan memberikan kepuasan terhadap klien".

  • Apa sih Tips untuk Meyakinkan Klien tentang Ide Kreatif yang Ingin Kita Sampaikan?

Agra Suseno:

"Kalau cara saya, buat klien merasa kita satu tim dan satu visi dengan mereka. Buat mereka percaya terlebih dahulu dengan kita. Ikuti apa mau mereka. Berikan saran, namun dengan tidak memaksakan. Saat mereka sudah percaya, pasti akan semakin terbuka untuk menerima masukan dari kita meskipun itu baru akan terjadi misalnya di project selanjutnya."

Dimas Angkling:

"Pada umumnya, kami melakukan riset secara mendalam dan menyeluruh, sehingga memiliki data-data yang valid dan dibutuhkan. Data ini lalu kami olah menjadi sebuah ide dan konsep yang menjawab tantangan dan permasalahan dari klien. Dalam mengembangkan ide kreatif, kami kerap melibatkan klien dalam prosesnya sehingga hasil yang ditawarkan mampu memberikan kepuasan pada seluruh pihak yang terkait."

Kemajuan industri kreatif di Indonesia ditentukan oleh para pelaku kreatif yang menjalaninya. Apresiasi dan saling berbagi pengalaman memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas industri kreatif di Indonesia pada masa mendatang.

Baca Juga : Apa yang Dihadapi Dunia Agensi Masa Kini?

You must be a premium member to view the full content

Sorry, but the rest of this article is for our Premium Members only. To gain access to this content and many more benefits, subscribe below!

Asupan Marketing Mingguan

Gratis

Artikel-artikel marketing terpercaya

-
-
-
Dapatkan gratis

Langganan Premium

US$ 10 / bulan

8+ tiket webinar marketing gratis setiap bulan
Semua siaran ulang tutorial, diskusi & wawancara
Panduan & riset terdepan di industri
Penawaran eksklusif dari brand & Event VIP
Artikel-artikel marketing terpercaya

Related articles