Konten saat ini merupakan media yang paling banyak dimanfaatkan oleh para marketer untuk bisa mendapatkan perhatian dari para konsumen. Melalui beragam tipe dan formatnya, menciptakan konten yang bervariasi menjadi cara bagi mereka untuk bisa meningkatkan conversion rate tersebut.
Walau begitu, ternyata banyak marketers yang merasa strategi konten mereka itu tidak dapat meraih hasil seperti apa yang telah diharapkan. Berdasarkan data dari Forrester, 51% marketers yang merasa kalau konten mereka itu hanya lumayan efektif saja, sementara 6% lainnya merasa tidak efektif.
Dan menurut Vitaly Percheskiy, co-founder dan COO Stackadapt, berikut beberapa strategi sponsored content yang benar-benar bisa mendorong conversion.
Baca Juga: Perbedaan Native Advertising dengan Sponsored Content
Saat ini semakin banyak pemasar yang menginvestasikan dana mereka untuk membuat sebuah konten. Baik itu dalam format artikel, video, gambar dan lain sebagainya dengan tema dan tipe-tipe konten yang beragam. Walau begitu, seperti apa pun konten yang disajikan oleh para pemasar, sebenarnya perhatian para pembeli itu tetaplah sama.
Karena hal itu, Percheskiy merekomendasikan para marketer untuk tidak terfokus membuat konten yang hanya akan memancing pembeli untuk melakukan satu kali pembelian saja.
“Daripada membuat sesuatu (konten) yang menonjol, para retailer online lebih baik membentuk strategi yang dapat membangun hubungan baik dengan pelanggan dan bukan hanya untuk para konsumen yang hanya akan melakukan satu kali pembelian saja,” ungkap Perchesky.
Dengan begitu, sebuah brand dapat fokus membangun loyalitas di antara para konsumen. Dan konten merupakan media yang tepat untuk membangun loyalitas tersebut dan bisa mendatangkan leads baru. Dan cara terbaik untuk menariknya adalah dengan menuturkan cerita yang sesuai dengan minat dan apa yang relevan dengan mereka.
Salah satu bagian paling penting ketika membangun strategi untuk sponsored content adalah memikirkan soal pendistribusian. Dan tiga channel yang efektif bagi para pemasar untuk mendistribusikan sponsored content mereka adalah:
Memang banyak media untuk mendistribusikan sebuah konten. Tetapi setiap media juga memiliki kekurangannya masing-masing. Misalnya, post pada media sosial memiliki jangka hidup yang lebih pendek untuk dapat terlihat audiens. Sementara, pada website organik milik brand membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk bisa membentuk SEO yang kuat.
Namun melalui programmatic native ads, konten yang disajikan oleh seorang pemasar mungkin lebih bisa mendapatkan kepercayaan masyarakat karena terekspos melalui website publisher yang telah terpercaya. Dan dengan mengombinasikan ketiga channel ini, tentunya konten yang dibuat brand tadi akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Klik disini untuk bekerjasama dengan Publisher terbaik di Asia Tenggara
“Kualitas konten adalah permasalahan utama yang dihadapi oleh para pemasar. Karena marketers kerap terburu-buru ketika membuat konten tersebut dan tidak memikirkan berbagai hal yang sebenarnya dapat menarik minat pelanggan. Dan ini bukan hanya permasalahan bagi para pemasar saja, tetapi bagi industri ini secara luas. Ada pemahaman umum yang kurang tepat tentang bagaimana cara menciptakan konten yang bagus,” ujar Pecherskiy.
Pendistribusian konten memang merupakan unsur yang penting dalam sponsored content, namun tanpa kualitas yang bagus, tentunya sebuah konten tetap tidak akan dapat diterima dengan baik oleh para audiens.
Dan saat ini banyak brand berusaha untuk membuat konten yang viral tetapi malah berakhir kegagalan karena mereka terlalu terpaku pada ambisi “viral” tersebut hingga menyebabkan konten yang dihasilkan itu menjadi terlalu umum atau tidak istimewa.
Perchesky mengungkapkan, “Banyak marketers secara umum yang berpikiran kalau konsumen itu akan membaca atau menonton apa pun yang disajikan. Padahal ini belum tentu benar. Jika kita sebagai marketers tidak melihat konten sebagai sesuatu yang bernilai atau tidak merinding ketika membaca konten tersebut, maka para konsumen juga akan merasa begitu. Kita perlu bertanya pada diri sendiri, apakah menikmati konten itu atau tidak.”
Lalu seperti apa konten yang seharusnya kita tampilkan untuk audiens?
Sebuah konten yang akan dapat menarik minat konsumen adalah yang dapat memberikan mereka inspirasi, motivasi dan memberikan nilai tambah bagi mereka. Konten yang dapat merangkul audiensnya dan menampilkan keberhasilan seseorang juga dapat menarik minat audiens. Dan konten yang baik itu tidak menonjolkan penjualan. Dan hal ini akan membuat para audiens akan merasa mendapat nilai lebih dari konten terkait. "Jika Anda merupakan marketers andal, maka Anda tidak akan menjual diri Anda sendiri," ungkap Percheskiy.
Baca Juga: Mengukur Efektivitas Sponsored Content yang Dijalankan
Membuat sebuah konten yang berpromosi tentu tidaklah mudah. Berbagai hal perlu diperhatikan agar benar-benar berhasil meraih objektif yang telah ditentukan dan dapat dipercaya oleh masyarakat hingga meningkatkan penjualan tersebut.