Salah satu cara agar brand dan produk atau jasa yang dimiliki brand bisa mendapatkan perhatian, bahkan tertarik untuk dikonsumsi oleh audiens adalah dengan membuat dan menyajikan iklan. Dengan banyaknya brand yang bernaung dalam industri yang sama dan ingin pula dikenal dan digunakan oleh pelanggan, maka marketers perlu memutar otak mereka agar bisa membuat iklan yang kreatif, penuh makna, juga menarik para audiens agar mau menjadi pembeli dan berbeda dengan para kompetitornya.
Karena permasalahan tersebut, GetCraft bekerja sama dengan Loket.com, membuat diskusi Jakarta Marketers Meetup (JMM) pada tanggal 15 Januari 2020 yang lalu. Dalam event bertema “The State of Creativity and Advertising Today in Indonesia”, para pembicara mengutarakan pendapat mereka tentang apa itu kreativitas di dalam sebuah advertising.
Acara yang diselenggarakan di Go-Learn , Gojek Office, Jakarta tersebut menghadirkan 7 orang pembicara dan seorang moderator yakni,
Simak sejumlah pendapat mengenai kreativitas dalam advertising yang dikemukakan oleh para pembicara diskusi JMM tersebut,
Baca Juga: Memahami Apa itu Content Marketing
Tujuan utama dalam menyajikan iklan adalah untuk menarik perhatian audiens dan mengajak mereka supaya mau menggunakan produk atau jasa yang kita tawarkan. Karena hal tersebut, audiens merupakan unsur penting bagi di dalam sebuah kreativitas iklan.
Narapati Adityasa, Associate Planning Director Hybrid:H menyatakan bahwa, “peran dari kreativitas adalah tentang bagaimana kita berbicara kepada audiens.” Dirinya juga menambahkan kalau, “kreativitas itu dimulai dengan bagaimana kita memahami audiens.”
Memang mengenal dan memahami audiens menjadi hal yang penting karena ketika brand dapat menyajikan konten yang tepat, maka pesan yang dikomunikasikan bisa sampai kepada masyarakat yang menyaksikannya. “Kreativitas akan gagal kalau brand tidak berkomunikasi sesuai dengan bahasa audiens,” tambah Narapati Adityasa lagi.
Selain cara berkomunikasi kepada para audiens, hal yang penting diperhatikan dalam menyajikan iklan adalah budaya dan perilaku dari para audiens yang disasar. “Orang kalau mau membuat konten tentu perlu sesuai dengan cultural context. Tapi bukan untuk di-copy,” ungkap Bondan Eko, Co-Founder & Creative Business Director Bujukrayu. Senada dengan Bondan, Ratna Puspita, Deputy CEO Fortuna menyatakan bahwa budaya pop perlu dipahami oleh brand dengan tujuan agar brand dapat membuat percakapan dengan para audiensnya.
Kreativitas di dalam sebuah iklan memang penting untuk ditonjolkan. Tujuannya tentu agar menarik perhatian, menjadi berbeda dengan iklan-iklan lain, memiliki kualitas yang baik dan juga agar lebih mudah untuk diingat dan disebarluaskan oleh audiens.
Bondan Eko mengatakan bahwa, “Iklan yang berhasil adalah (dengan kualitas) di atas rata-rata namun sesuai dengan selera pasar.
Ketika brand dapat mengombinasikan kedua hal tersebut tentunya akan membantu untuk mengembangkan bisnis mereka dan akan membuat para audiensnya terus tertarik untuk mau menyaksikan iklan dari awal hingga akhir tanpa melewatinya. Dengan begitu, iklan tersebut akan disukai.
“Mengapa orang menggunakan ad blocker, mereka bukan tidak mau melihat iklan, tetapi mereka menghindari konten yang buruk,” begitu ungkap Bahari Ck, Creative Director Gojek.
Menyajikan iklan dengan kualitas yang baik tentunya akan membuat brand menjadi lebih dikenal dan disukai oleh para audiensnya. Dan salah satu kunci untuk membuat konten iklan yang baik adalah tidak mengikuti orang lain.
“Menyerupai orang lain tidak akan membuat kita menonjol. Tidak ada satu orang pun yang menjadi terkenal dengan cara mengikuti (copy) orang lain,” ucap Peter Hibberd, Deputy Executive Creative Director Ogilvy.
Baca Juga: Bagaimana Pikiran Konsumen Bekerja dalam Proses Mengingat Brand
GetCraft adalah premium creative network dengan jejaring lebih dari 10.000 kreator berbakat dan marketers se-Asia Tenggara. Apakah Anda seorang marketer yang ingin mengembangkan bisnis brand Anda? Klik di sini untuk bekerja sama dengan para kreator terbaik di jejaring kami.