Sign Up to MarketingCraft Newsletter for Free!

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

5 Hal Penting Saat Membuat Strategi Content Marketing

By
GetCraft
 •
May 19, 2020

Content marketing dinilai sebagai bentuk pendekatan dalam kegiatan pemasaran yang efektif saat ini karena kemampuannya menghasilkan banyak konten unik untuk sasaran pasar yang beragam. Dan untuk bisa menjalankannya secara optimal, kita memerlukan strategi content marketing yang solid.

Jika demikian, maka makin besar kemungkinan kita mendapatkan manfaat dari program ini. Entah itu meningkatnya kredibilitas brand, meningkatkan efisiensi biaya, hingga lancarnya kegiatan edukasi terhadap konsumen tentang produk atau layanan yang ditawarkan.

Nilai strategis content marketing juga semakin tinggi, karena setiap tahapan dalam kegiatan itu bisa dipantau secara jelas dan terukur untuk dioptimalkan dari waktu ke waktu. Dengan demikian, program pemasaran bisa terus dikembangkan secara berkala. Program content marketing juga sebaiknya didukung pula dengan aktivitas pemasaran melalui paid media, di mana dampaknya lebih efektif dan cukup berpengaruh pada pertumbuhan bisnis.

Baca juga: Apa Itu Content Marketing? Tipe Content Marketing Apa yang Bisa Saya Jalankan?

Namun, untuk mendapatkan berbagai manfaat content marketing dan mencapai hasil yang diharapkan, pemasar meski memiliki strategi yang kuat. Apa saja hal-hal yang penting diperhatikan saat membuat strategi content marketing agar efektif membantu kita mencapai tujuan?

1. Riset sebagai dasar strategi content marketing

Ini merupakan tahap pertama namun cukup krusial dalam rumusan strategi apa pun; termasuk juga perlu dilakukan sebelum kita benar-benar membuat strategi content marketing dan masuk ke dalam tahap perencanaan. Berikut ini empat pertanyaan yang harus dijawab pemasar terkait tahapan ini:

Audiens

  • "Konten seperti apa yang bisa membantu konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian?"

Kompetitor

  • "Apa saja jenis konten yang sudah digunakan oleh brand sejenis lainnya? Apa yang bisa dipelajari dari strategi pemasaran mereka (termasuk seperti 'channel apa saja yang mereka gunakan untuk memasarkan produknya'), atau hal baru apa yang belum mereka tawarkan?"

Media

  • "Di mana biasanya audiens yang disasar mencari informasi tentang suatu produk atau layanan?"
    "Siapa figur berpengaruh yang memengaruhi mereka? Di saluran online mana biasanya mereka berinteraksi?"

Tren

  • "Apa yang sedang ramai dibicarakan konsumen ketika berinteraksi di media sosial atau media online?"
  • "Apa topik yang biasanya menarik perhatian mereka?"
  • “Apa yang menarik perhatian mereka?”
  • "Apa saja pertanyaan yang biasanya mereka lontarkan? Apa yang ingin mereka tahu atau menjadi kegelisahan sehari-hari?"
  • "Bagaimana cara mereka mencari informasi untuk menjawab kebutuhan dan persoalan yang dihadapi sehari-hari?"

Untuk menjawab sederet pertanyaan inilah, pemasar harus melakukan riset pemasaran yang tepat. Ada berbagai metode riset yang bisa digunakan, mulai dari cara konvensional seperti survei konsumen, wawancara, hingga metode netnography dan social media listening.

Demi mendukung kelengkapan data itu juga, pemasar bisa melakukan competitor audit, untuk memahami kegiatan yang dilakukan brand sejenis lainnya; tentang bagaimana mereka melakukannya, juga peluang yang bisa dimanfaatkan.

Baca juga: Peran content marketing membantu membangun kredibilitas brand

Pemasar juga perlu mengenali lanskap media online dengan baik, untuk mengetahui media online yang tepat terkait audiens yang menjadi target pemasaran. Hal ini termasuk memetakan berbagai figur berpengaruh di internet dan media sosial. Serta tentunya, pemasar sudah semestinya memahami lanskap media berbayar di internet (digital paid media).

Penting untuk diingat bahwa riset harus dilakukan dengan instrumen, alat kerja, juga proses yang tepat dalam pengumpulan data, juga interpretasi dan penafsiran yang mendalam, serta mampu merefleksikan kondisi sebenarnya.

2. Rencana pelaksanaan program content marketing

Tahapan berikutnya dalam membuat strategi content marketing adalah perencanaan. Pada tahap ini, pemasar menentukan hasil seperti apa yang dikehendaki; mulai dari apa persepsi serta dampak yang diinginkan terhadap brand, hingga perubahan perilaku audiens yang diharapkan.

Di tahap ini pula pemasar merencanakan kapan konten yang digunakan untuk tujuan edukasi dan informasi akan dijalankan, serta kapan konten yang bertujuan menghibur dan menginspirasi "dimainkan". Terkait hal ini, pemasaran juga menentukan area fokus pada konten yang akan dibuat, juga termasuk jenis dan format konten yang akan digunakan.

strategi content marketing

Pencapaian dari tahap ini adalah terciptanya gambaran yang jelas tentang anggaran atau biaya yang diperlukan untuk produksi dan promosi atau distribusi konten. Dalam hal ini termasuk kerangka waktu (timeline), serta tahapan aksi yang perlu dilakukan untuk menjalankan kegiatan content marketing.

3. Cerita yang akan disampaikan

Hal ini menyangkut pengembangan strategi konten saat tahap perencanaan; biasanya terkait pengembangan konsep cerita yang akan disampaikan brand dalam berbagai bentuk konten yang terencana. Kekuatan cerita atau konten merupakan salah satu faktor terpenting dalam content marketing.

Konten di sini tidak dibangun untuk sekadar menjadi alat pemasaran saja, tapi juga mesti dilihat sebagai cara untuk membangun hubungan dengan konsumen dan pelanggan, mengukuhkan citra dan kredibilitas brand, hingga menjawab perhitungan mereka saat mempertimbangkan produk atau layanan yang akan digunakan.

Cerita akan menjadi "nyawa" dari brand storytelling dalam kegiatan content marketing, serta berperan sebagai landasan untuk pengembangan konten dari waktu ke waktu. Proses pengembangan konsepnya harus memperhitungkan keselarasan dengan visi, misi, serta tujuan taktis dari aktivitas pemasaran brand; termasuk juga kesan seperti apa yang ingin ditanamkan pemasar di benak konsumen, sebagai dampak dari konsumsi konten.

Konsep cerita ini juga menjadi panduan yang wajib diikuti dalam proses kreasi dan produksi konten.

4. Proses kerja dan tahapan operasional

Setelah detail perencanaan dan konsep cerita, tahapan berikutnya adalah menentukan teknis operasional strategi yang sudah dirumuskan, agar bisa dipastikan berjalan sesuai dan bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Pada tahap ini, seorang pemasar harus memusatkan perhatiannya pada uraian pengaturan situs, proses produksi, dan instalasi konten, serta teknis distribusinya.

Dalam hal ini, semisal, pemasar menentukan seperti apa tampilan dan cara kerja situs atau saluran yang akan digunakan. Contoh, pada perencanaan blog, di tahap ini pengelola brand memilih desain dan navigasi situs yang mudah ditelusuri, ideal diakses via ponsel/mobile friendly, serta memiliki fitur Call-To-Action (CTA) yang kuat.

Tahap selanjutnya adalah menyusun bagaimana konten akan dijalankan dan tahapan mengunggahnya, hingga mengaturnya agar tidak berulang dan bisa berjalan sesuai perencanaan dan konsep cerita.

Pada tahap ini pula, pemasar mesti merencanakan bagaimana konten didistribusikan; semisal menggunakan paid promotion di tahap awal/periode waktu tertentu untuk meningkatkan jumlah pengunjung, atau menyertakan strategi promosi konten lainnya untuk menjaring awareness audiens yang disasar lewat saluran yang dipakai dalam kegiatan content marketing tersebut.

5. Pengukuran efektivitas dan efisiensi

Dan tentunya, memastikan metode pengukuran juga termasuk dalam langkah penting membuat strategi content marketing. Sebuah survei dari Content Marketing Institute menunjukkan 33 persen pemasar Business-to-Business (B2B) dan 41 persen pemasar Business-to-Consumer (B2C) mengaku tidak memahami metode pengukuran yang tepat untuk kegiatan content marketing.

Yang perlu dipahami dulu adalah, bahwa content marketing merupakan kegiatan pemasaran yang membutuhkan proses panjang, untuk bekal pemasar menentukan metrik yang tepat untuk mengukur efektivitasnya.

apa itu inbound marketing

Baca juga: Kiat menyusun program content marketing berdasarkan tujuan pemasaran

Selain itu pula, pemasar juga harus memahami berbagai jenis metrik untuk mengukur kesadaran (awareness), keterlibatan (engagement), hingga rasio konversi sebagai ukuran sukses kegiatan pemasaran digital; lebih dalam lagi, mampu menganalisanya sebagai informasi berbasis data yang bisa memperkuat pengembangan strategi dari waktu ke waktu.

Terkait hal ini, pemasar harus melihat kembali tujuan utamanya melakukan content marketing, untuk kemudian menentukan indikator yang tepat sebagai tolak ukur keberhasilan atau KPI (Key Performance Indicator). Metriknya bisa jadi unique views, leads, cost per view, cost per lead, dan masih banyak lagi; tergantung jenis konten dan saluran yang digunakan dalam kegiatan content marketing.

 

Jika Anda hendak menjalankan kampanye Content Marketing dan ingin  terhubung dengan jejaring kreator konten, media massa, dan influencer media sosial yang siap membantu program content marketing dan sponsored content yang Anda jalankan, klik di sini untuk memasukkan Creative Brief brand Anda!

You must be a premium member to view the full content

Sorry, but the rest of this article is for our Premium Members only. To gain access to this content and many more benefits, subscribe below!

Asupan Marketing Mingguan

Gratis

Artikel-artikel marketing terpercaya

-
-
-
Dapatkan gratis

Langganan Premium

US$ 10 / bulan

8+ tiket webinar marketing gratis setiap bulan
Semua siaran ulang tutorial, diskusi & wawancara
Panduan & riset terdepan di industri
Penawaran eksklusif dari brand & Event VIP
Artikel-artikel marketing terpercaya

Related articles