Mungkin sebagai brand kita pernah merasa kesulitan untuk menarik perhatian terhadap konten yang kita buat. Atau merasa statistik dari konten yang kita buat susah mencapai KPI yang telah ditentukan. Dan hal ini yang membuat kita jadi bertanya-tanya, sebenarnya kesalahan apa yang kita lakukan sehingga performa konten menjadi tidak maksimal?
Tentu semua marketers tidak ingin konten yang mereka buat gagal mencuri perhatian audiens. Maka dari itu, mereka terus berusaha untuk membuat konten semenarik mungkin agar dapat mendorong minat audiens terhadap brand yang dikelola.
Kita semua pasti tidak meragukan lagi kalau "content is the king", dan memiliki peranan penting untuk mengajak audiens agar lebih mengenal suatu brand. Namun yang menjadi kendala adalah, mengapa konten yang ditayangkan tetap tidak bisa mencapai performa yang maksimal padahal sudah diproduksi dengan kualitas terbaik?
Baca Juga: Memahami Apa itu Content Marketing
Memang bisa dibilang kalau konten yang berkualitas saja belumlah cukup untuk mencapai tujuan yang diharapkan pemasar. Karena kita juga perlu mengidentifikasi waktu tayang terbaik dan juga menayangkan konten melalui saluran media yang paling diandalkan para konsumen dalam mengenal suatu produk (awareness). Lalu bagaimana dengan di Indonesia sendiri? Saluran media mana yang paling digemari oleh audiens di Indonesia, khususnya dalam mencapai tujuan awareness?
Mengenai saluran media yang paling disukai oleh para pelanggan, pada 2018 lalu, GetCraft berkolaborasi bersama Snapcart, sempat melakukan survei terhadap 10.000 konsumen atau pengguna media secara umum (termasuk media berbasis internet), untuk mengidentifikasi saluran media yang mereka anggap;
Dan berikut adalah hasil temuan dari survei yang dilakukan:
Berdasarkan survei tersebut, ternyata jika terkait dengan channel di mana biasanya konsumen mengenal suatu produk atau jasa, atau program promosi dari brand (brand awareness), kebanyakan responden menyatakan paling sering mengenal brand dari:
Hal yang menarik dari survei tersebut adalah, di tengah maraknya era digital, di mana brand saling berlomba untuk menayangkan konten melalui media digital, namun ternyata sampai hari ini televisi masih menjadi media yang paling membuat masyarakat Indonesia menyadari akan kehadiran sebuah brand dan mengenalinya.
Untuk itu, bagi sebuah marketers yang mempunyai tujuan meningkatkan brand awareness, mereka dapat membuat sebuah konten TVC yang menarik sehingga lebih mudah untuk menjangkau sasaran audiens yang lebih luas dan juga dapat dikenal oleh masyarakat, lalu juga dapat menjadi top of mind masyarakat ketika mereka ingin menggunakan sebuah produk.
Namun salah satu kendalanya, beriklan melalui media televisi membutuhkan biaya yang cukup besar. Dan untuk menanggulanginya, cara yang lebih hemat namun tetap bisa meningkatkan brand awareness adalah dengan menayangkan konten yang dipromosikan melalui iklan di media digital.
Selain lebih efisien dalam pengeluaran dana, iklan digital juga bisa membuat brand bisa menargetkan sasaran audiens dengan lebih terarah. Sehingga, konten menjadi lebih efektif karena benar-benar dilihat oleh audiens yang membutuhkan produk yang kita tawarkan.
Memang kalau pemasar ingin meluaskan jangkauan konten mereka, televisi merupakan media yang tepat karena kerap dilihat oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Tetapi, kalau ingin lebih tepat sasaran dan murah, mungkin iklan digital bisa menjadi solusinya.
Kedua media tersebut memang merupakan channel yang tepat bagi brand untuk dapat meningkatkan awareness masyarakat terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Karena berdasarkan survei di atas, sebanyak 82% masyarakat mulai mengenal suatu brand ketika mereka melihat kontennya di televisi. Tak berbeda jauh, 75% masyarakat pun cenderung mengenal suatu brand karena iklan yang mereka lihat pada platform-platform digital. Karena itu, untuk bisa mencapai tujuan awareness, brand bisa memaksimalkan konten mereka dengan ditayangkan melalui kedua media tersebut.