Sign Up to MarketingCraft Newsletter for Free!

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

4 Trik Pemasaran K-Pop yang Bisa Brand Terapkan

By
MLR
 •
October 7, 2020

Dua dekade belakangan ini, K-Pop dari negara Korea Selatan telah menjadi genre musik yang paling populer di seluruh dunia. Beberapa artis yang menjadi jawara genre musik ini termasuk Twice, TVXQ, Blackpink dan BTS. Dua grup band terakhir bahkan bekerja sama dengan brand-brand terbesar di dunia. Pertanyaan kemudian muncul: bagaimana caranya band K-Pop ini bisa meledak popularitasnya? Apa rahasia dibaliknya? Pelajaran apa yang bisa brand petik dari strategi pemasaran K-Pop?

Ada banyak hal yang dapat dipelajari oleh artis lain atau sebuah brand dari cara K-pop memasarkan dirinya sendiri. Mulai dari bagaimana hubungan mereka dengan penggemar dan mengapa pemasaran trans-media hampir selalu observan terhadap semua yang mereka lakukan. Ambil contoh BTS. Jika melihat BTS sebagai sebuah brand, grup band lelaki tersebut memiliki sekian banyak elemen diharapkan semua pemilik bisnis dalam menumbuhkan brand mereka sendiri yakni; nama yang dikenal, penjualan yang besar (sekitar $165.1m dalam enam bulan pertama tahun 2019), komunitas yang kuat dan terlibat, pertumbuhan yang besar serta berkelanjutan.

Baca Juga: Memahami Apa itu Content Marketing

Walau ada sekelompok faktor kompleks yang menyumbang peran atas keberhasilan grup band BTS, nyatanya terdapat beberapa prinsip marketing yang dilakukan oleh BTS serta BigHit sebagai perusahaan label musik yang menaungi mereka untuk tampil menojol serta mempertahankan jumlah penjualan mereka terus meningkat.

Kolaborasi lintas bidang

Selama bertahun-tahun BTS telah terlibat dengan berbagai media dan mitra strategis untuk mengekspresikan pesan mereka sebagai brand. Entah itu berkolaborasi dengan perusahaan makanan & minuman atau kosmetik, hingga berkolaborasi dengan LINE lewat karakter BT21 mereka. Tak hanya itu, mereka juga berkolaborasi dengan MN Dance Company dan artis lain untuk mempromosikan kampanye “comeback” mereka saat ini.

Berbagai jenis kolaborasi yang telah mereka lakukan ini berhasil mendorong nama serta wajah anggota grup BTS ke dalam pasar di mana K-Pop masih asing atau bahkan tidak terduga sama sekali sebelumnya. Kontras yang dihasilkan dari hasil kolaborasi-kolaborasi tersebut kemudian menarik perhatian para pendengar baru yang penasaran dengan mereka. Hasilnya, para pendengar baru ini cenderung menghasilkan lead besar.

Perencanaan konten yang matang

Banyak produk dan brand cenderung menghadapi tantangan untuk menjaga nama mereka tetap relevan di antara periode panjang musim penjualn besar dan/atau ketika produk baru tengah dalam proses penelitian serta pengembangan. Tentu saja jawaban yang mudah untuk mengatasi masalah ini adalah konten. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh BTS.

Sebelum mereka merilis album baru, BTS meluangkan waktu sekitar beberapa bulan dan menamai bulan tersebut dengan “musim comeback” yang diisi dengan rilis teaser, seni konseptual, dan single skala kecil. BigHit sebagai perusahaan label biasanya akan mengumumkan comeback terbaru grup dengan merilis sebuah “peta” yang akan membuat para penggemar mereka terus menebak-nebak seperti apa konsep album baru yang akan dirilis nantinya. Selain alasan tersebut, strategi pencacahan konten ini juga bertujuan untuk menjaga agar grup band tersebut tetap relevan di mata media selagi menggodok rilis album lengkap.

Pentingnya komunitas penggemar

Jika ada satu hal yang dapat disebutkan untuk membedakan BTS dari grup K-Pop lainnya, itu adalah basis penggemarnya. “ARMY” yakni sebutan bagi para penggemar BTS adalah definisi terbaik dari penggemar paling setia. Dengan jutaan penggemar yang tersebar di seluruh dunia, ARMY terlibat dengan konten dan merchandise BTS. Tak hanya itu, para penggemar setia grup band tersebut juga sangat terampil dalam mengatur diri sendiri dan menyebarkan informasi terbaru kepada teman-teman sejawat mereka lewat berbagai macam acara dan tren sosial media.

Para penggemar setia ini terhubung langsung dengan pesan yang BTS coba sebarkan dan setiap penggemar merasa telah diberdayakan oleh grup tersebut untuk mengekspresikan diri dan mendukung berbagai tujuan atas nama grup atau sesama anggota grup. Saking kuatnya solidaritas antar sesama anggota ARMY, penggemar setia BTS dapat membuat penggalangan dana mandiri, upaya penanaman pohon ulang, pertemuan ulang tahun sesama anggota, penerjemah sukarela, dan masih banyak lainnya.

Mengenal audiens dengan seksama

Membangun sebuah persona bagi target konsumen umum dikatakan sebagai kunci utama mengembangkan produk dan menargetkan iklan. Bagi brand lifestyle khususnya, persona ini menjadi inti yang penting. Meski persona yang muncul bisa dikatakan unik dan menarik bagi penggemar setia, belum tentu persona tersebut bisa menarik perhatian penggemar baru.

Akan selalu ada area yang tak terjangkau jika sebuah brand terlalu bergantung pada persona. Lain ceritanya dengan BTS. Grup band ini telah mengerjakan PR terbesar mereka yakni mempelajari apa yang terpenting bagi fans mereka serta mengadaptasi nilai-nilai tersebut selagi BTS sebagai idola dan fans bertumbuh.  

Ketika memiliki penggemar sosial media sejumlah ribuan hingga jutaan, sangat sulit untuk mempertahankan pertumbuhan itu dengan gagasan sempit mengenai audiens. Penting untuk diingat, audiens yang mengikuti jejaring sosial kita adalah manusia nyata yang memiliki problematika hidup dan perjuangan masing-masing. Audiens tak selamanya menginginkan barang yang coba dipasarkan. Namun, jika berhasil menjalin hubungan yang lebih dalam, memvalidasi keunikan mereka, kemudian memasarkan produk, kita akan mendapatkan hasil yang luar biasa.

BigHit sebagai perusahaan label yang menaungi BTS melakukan hal tersebut. Perusahaan tersebut membidik nilai-nilai CSR (Corporate Social Responsibility) dan menjadikan BTS wajah kampanye penyebaran pesan positif seperti gerakan menghentikan kekerasan dan meningkatkan kesehatan mental dengan UNICEF. Kedua gerakan tersebut mencetuskan ruang diskusi mengenai kesehatan mental dan perlindungan diri dalam komunitas ARMY yang besar.

Tiap anggota grup band juga menghabiskan setidaknya beberapa jam seminggu untuk berinteraksi dengan penggemar di jejaring sosial artis/penggemar Weverse, dengan menanggapi pos, membicarakan pengalaman sehari-hari mereka, dan streaming langsung melalui V-Live atau sejenisnya. Mereka membangun hubungan sosial dengan penggemar yang memvalidasi perjuangan sehari-hari sambil mendiskusikan musik, acara baru, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Mempelajari Strategi Content Marketing dari Para Musisi

Pada dasarnya, entah itu BTS, Blackpink, atau band K-Pop lainnya merupakan sebuah brand yang diusung oleh industri hiburan Korea Selatan. Di bawah naungan nama grup, mereka membuat musik dan tampil di depan umum untuk para penggemar mereka. Namun, lewat keempat faktor di atas, mereka telah membangun ekosistem mereka yang sangat kuat dan berkelanjutan sehingga membuat mereka sangat menonjol jika dibandingkan dengan musisi lainnya.

Feature Image by Sujin Lee on Unsplash

You must be a premium member to view the full content

Sorry, but the rest of this article is for our Premium Members only. To gain access to this content and many more benefits, subscribe below!

Asupan Marketing Mingguan

Gratis

Artikel-artikel marketing terpercaya

-
-
-
Dapatkan gratis

Langganan Premium

US$ 10 / bulan

8+ tiket webinar marketing gratis setiap bulan
Semua siaran ulang tutorial, diskusi & wawancara
Panduan & riset terdepan di industri
Penawaran eksklusif dari brand & Event VIP
Artikel-artikel marketing terpercaya

Related articles