Era digital membuat makin banyak konten bertebaran di dunia maya. Hal ini membuat masyarakat (yang perhatiannya terbatas) otomatis jadi lebih pemilih untuk menentukan konten mana yang mesti mereka konsumsi.
Karena itu, para marketer mesti lebih cermat mengembangkan strategi konten pada kegiatan pemasaran mereka, agar tetap relevan dan bisa menarik perhatian serta minat audiens yang disasar. Salah satu caranya adalah menonjolkan aspek visual pada konten.
Fungsi visualisasi pada konten sendiri sebetulnya bukan hanya untuk jadi penghias atau memaniskan rupa konten yang ditayangkan. Visualisasi juga berguna untuk memperkuat pesan yang kita sampaikan, serta berpeluang memancing keterlibatan (engagement) audiens terhadap konten.
Kini, sudah banyak bentuk atau cara memvisualisasikan konten untuk menarik minat audiens sampai ke perangkat mobile-nya, tak hanya foto, tapi juga ilustrasi, meme, komik, infografis, sampai video. Ke depannya, ragam format konten visual ini pun diprediksi akan terus berkembang dan makin diperhitungkan sebagai salah satu strategi ampuh untuk konten pemasaran.
Baca Juga: Memahami Apa itu Content Marketing
Berikut di bawah ini, beberapa temuan dan hasil studi yang menunjukkan bahwa konten visual memiliki pengaruh besar dalam kegiatan pemasaran, terutama content marketing:
1. 32 persen marketers mengungkapkan bahwa gambar visual adalah bentuk konten yang jadi pilihan utama untuk pemasaran bisnis mereka.
2. 51 persen marketers B2B menyatakan kalau mereka memprioritaskan membuat aset visual sebagai bagian dari strategi marketing mereka.
3. 41.5 persen marketers mengatakan kalau karya grafis orisinal merupakan materi konten yang berharga.
4. Konsumen dapat menerima dan mengikuti instruksi visual 323 persen lebih baik daripada dalam bentuk tulisan.
5. Artikel dengan gambar di dalamnya berpeluang mendapatkan 94 persen lebih banyak views.
6. Tiga hari setelah audiens mendengar sebuah informasi, kemungkinan mereka hanya bisa mengingat 10 persen dari informasi tersebut. Tetapi jika informasi yang sama ditampilkan lewat gambar yang relevan, audiens mampu mengingat 65 persen dari informasi tersebut.
7. Sebuah post yang menyertakan image di dalamnya memiliki 650 persen tingkat engagement yang lebih tinggi dibandingkan post yang isinya hanya tulisan.
8. Para marketer bisa mendapatkan engagement 37 persen lebih tinggi di Facebook ketika membagikan konten berbentuk visual, dibandingkan yang tidak menggunakan visual.
9. Sebuah tweet yang menyertakan image didalamnya bisa mendapatkan 18 persen lebih banyak klik, 150 persen lebih banyak retweet, dan 89 persen difavoritkan, dibandingkan tweet yang tidak menyertakan gambar.
Klik disini untuk bekerjasama dengan Desainer Grafis terbaik di Asia Tenggara
10. 62 persen marketer B2B mengungkapkan kalau konten video merupakan taktik content marketing yang efektif.
11. Dengan memasukkan kata “video” di dalam judul email bisa meningkatkan CTR (click-through rate) sebesar 65 persen.
12. Sebuah survei dari Hubspot pada 2018 menyatakan kalau 54 persen konsumen ingin melihat lebih banyak konten video dari brand atau bisnis yang mereka support.
13. 85 persen audiens lebih tertarik untuk membeli sebuah produk setelah mereka melihat video dari produk tersebut.
14. 43 persen marketers B2C mengatakan kalau video adalah tipe konten yang paling efektif untuk mencapai tujuan bisnis.
15. Lebih dari 500 juta pengguna Facebook menonton video di Facebook setiap harinya.
16. 85 persen video di Facebook ditonton tanpa suara.
17. 92 persen video di Facebook ditayangkan sebagai Facebook native videos.
18. Pada 2019, 80 persen konten di internet diprediksi akan berbentuk video.
Baca Juga: Mengapa Perlu Melakukan Video Marketing
19. Infografis 3 kali lebih banyak di-share oleh audiens dibandingkan konten bentuk lainnya.
20. Infografis bisa meningkatkan 12 persen traffic pada website.
Baca Juga: Cara Membuat Konten Berdasarkan Tujuan Pemasaran
Dengan menyajikan konten berbentuk visual ini memang bisa membuat content marketing yang dijalankan menjadi lebih efektif, karena pesan yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami oleh audiens dan penyebarannya pun bisa menjadi lebih cepat.