Studi Kasus Influencer Marketing yang Sukses

By
GetCraft
 •
May 20, 2020

Sepertinya tidak salah juga kalau kita bilang bahwa dalam tiga tahun terakhir ini merupakan eranya Influencer Marketing. Karena para brand yang memanfaatkan campaign influencer marketing ini juga semakin terus meningkat jumlahnya.

Mengapa banyak brand yang berkeinginan untuk menjalankan strategi Influencer Marketing ini? Karena banyak brand yang menyatakan bahwa strategi ini efektif untuk bisa mencapai objektif yang sudah ditargetkan. Terbukti, 81% marketers yang pernah menggunakan strategi Influencer Marketing ini menyakan kalau strategi ini berjalan efektif.

Juga hal yang tidak kalah penting yaitu, dengan menggunakan strategi ini, para brand bisa meningkatkan Return of Investment (ROI) mereka. Studi dari TapInfluence dan Nielsen Catalina Solutions mengutarakan bahwa, Influencer Marketing bisa menghasilkan ROI 11 kali lebih tinggi jika dibandingkan bentuk pemasaran tradisional.

Di Indonesia sendiri, para brand juga sudah mulai merasakan manfaat dari influencer marketing ini. Dan para brand yang bekerja sama dengan GetCraft pun sebagian besar adalah mereka yang ingin menjalankan campaign influencer marketing.

Baca Juga: Memahami Influencer Marketing

Lalu bagaimana cara brand yang bekerja sama dengan GetCraft menjalankan strategi influencer marketing? Seperti apa hasilnya?

Berikut beberapa contoh kasus dari sejumlah brand yang bekerja sama dengan GetCraft berdasarkan tujuannya:

Objektif: Brand Awareness

Brand: Listerine

Listerine mengadakan campaign influencer marketing untuk mempromosikan produk terbarunya, yaitu Listerine Gum Care.

Studi Kasus Influencer Marketing yang Sukses
Eksekusi

Listerine bekerja sama dengan 5 orang influencer untuk mem-posting satu foto dan stories di dalam akun pribadi instagram milik mereka masing-masing.

Hasil dan Performa

Campaign yang dijalankan oleh Listerine ini berhasil meraih total 203.102 views, baik itu dari konten Instagram post maupun Instagram stories.

Tiga dari lima influencer yang diajak bekerja sama tersebut berhasil menembus KPI yang telah ditentukan. Misalnya, salah satu influencer yang berkolaborasi dengan Listerine ini sukses mendapat, 200% lebih banyak views dari KPI yang telah ditentukan atau 35.000 jumlah views lebih banyak dari yang diharapkan.

Bukan hanya menarik dari segi views saja, salah seorang influencer juga berhasil meningkatkan keterlibatan (engagement) dari para audiens mereka dengan menghasilkan 4.500 engagement dari satu foto yang ditayangkan.

Dalam urusan CPV pun, para Influencer ini dapat memangkas jumlah CPV sampai 400 rupiah.

Walau memang campaign yang dijalankan oleh Listerine ini dapat dikatakan berhasil, namun dua influencer yang diajak bekerja sama ternyata tidak dapat mencapai KPI yang telah ditentukan. Seperti, mendapat views 17% lebih rendah dari KPI atau 4.000 views lebih sedikit dari apa yang diharapkan.

Menurut pengamatan GetCraft, kedua influencer yang tidak dapat mencapai KPI ini karena konten yang mereka sajikan terasa kurang natural, agak tidak sesuai dengan profil dari influencer terkait, dan sedikit terasa hardsell, sehingga menyebabkan kurangnya tingkat engagement dari masyarakat.

Klik di sini untuk bekerjasama dengan influencer terbaik di Asia Tenggara

 

Brand: Prosana

Tujuan Prosana menjalankan strategi influencer marketing adalah untuk meningkatkan awareness terhadap 4 varian produk terbaru mereka.

Studi Kasus Influencer Marketing yang Sukses
Eksekusi

4 orang influencer dipilih oleh Prosana untuk mempromosikan salah satu dari produk Prosana tersebut. Konten yang dibuat oleh para influencer ini berupa foto, video dan Instagram stories yang ditayangkan melalui akun pribadi mereka masing-masing.

Hasil dan Performa

Salah satu influencer berhasil mendapatkan views 73% lebih tinggi dari KPI yang telah ditentukan. Dan hal ini dapat terjadi karena memang profil dan konten yang dihasilkan oleh influencer tersebut memiliki kecocokan dengan para target audiens.

Video-video yang ditayangkan oleh influencer di dalam akun pribadi milik mereka pun memilki performa yang tidak kalah bagus dengan foto, bahkan dapat melampauinya. 3 dari 4 influencer yang berkolaborasi dengan Prosana berhasil mendapatkan views 200% lebih tinggi dari KPI yang sudah ditargetkan.

 

Brand: Sony Pictures

Sony Pictures menjalankan kampanye media sosial untuk meraih awareness audiens terhadap film terbaru mereka, “Alpha” yang akan tayang di Indonesia.

Eksekusi

Pada campaign yang dijalankan, Sony Pictures bekerja sama dengan 2 orang influencer untuk menyalurkan konten dalam format Instagram Post dan Instagram Stories. Dan 4 influencer untuk membuat twitter post.

Hasil dan Performa

Secara umum, campaign ini bisa dikatakan mendapatkan kesuksesan yang cukup besar, karena konten yang disajikan para KOL ini berhasil melebihi KPI yang telah ditentukan.

Untuk Instagram post, 2 post yang ditayangkan untuk mendukung campaign ini berhasil mencapai 300% lebih banyak dari KPI yang telah ditentukan, atau menjaring 120.116 views dari ekspektasi hanya 29.116 views.

Konten yang ditayangkan influencer untuk instagram stories pun berhasil mendapatkan jumlah views sebesar 131.003, dari ekspekektasi sekitar 28.608 views. Atau dapat dikatakan bahwa konten yang disajikan oleh para KOL ini berhasil menembus KPI sebesar 350%.

Hasil yang baik pun diraih dari konten twitter yang disajikan. Jumlah rata-rata konten twitter yang disajikan berhasil menarik 324.986 views, dari target 76.610 views. Atau mendapat hasil 325% lebih besar dari KPI yang telah ditentukan.

Dengan melihat jumlah views dari konten-konten yang disajikan tersebut, membuat CPV yang dihasilkan pun menjadi lebih rendah. Untuk instagram post, CPV yang dihasilkan bisa mencapai 141 rupiah lebih rendah dari apa yang sudah diharapkan.

Objektif: Brand Building

Brand: Johnson & Johnson

Salah satu produk dari Johnson & Johnson, Acuvue kembali membuat kampanye rutin mereka yaitu, “Define Campaign” dengan menargetkan influencer wanita kelas atas untuk mendefinisikan bagaimana cara mereka menggunakan produk Acuvue dalam keperluan sehari-hari.

Studi Kasus Influencer Marketing yang Sukses
Eksekusi

Acuvue berkolaborasi dengan 6 makro influencer perempuan untuk memproduksi 24 foto Instagram, 4 video instagram dan 3 instagram stories yang menceritakan keseharian para influencer, dengan produk Acuvue sebagai bagian di dalamnya.

Hasil 

“Define Campaign” dari Acuvue ini berhasil mendapatkan 1.900.000 views dengan jumlah total engagementsebesar 400.000 dengan CPV sebesar US$ 0,01 termasuk biaya produksi dan distribusi.

 

Brand: Pond’s

Pond’s menggunakan strategi influencer marketing dengan tujuan untuk kembali me-launching Pond’s Acne Solution. Pada kampanye ini GetCraft membantu Pond’s untuk terhubung dengan 40 influencer beauty, di Instagram dan YouTube.

Eksekusi

Di dalam campaign ini, para influencer yang bekerja sama tadi ikut serta dalam tantangan “3-days face regime challenge” yang diadakan oleh Pond’s sambil mengajak orang lain agar mau terlibat dan berparitisipasi di dalam challenge ini.

Hasil

Kampanye ini berhasil meraih 1.050.000 content views dengan CPV US$ 0.01 termasuk biaya produksi dan distribusi.

Objektif: Product Consideration

Brand: P&G

P&G ingin kembali meluncurkan produk mereka yaitu Olay Regenerist agar dapat masuk ke pasar produk kecantikan.

Studi Kasus Influencer Marketing yang Sukses
Eksekusi

Dalam 6 bulan Olay Regenerist bekerja sama dengan 7 celebrity influencers untuk membuat konten instagram post dan instagram video. Di dalam konten tersebut, para influencer memberikan ulasan dan manfaat dari produk terkait, membuat konten unboxing, dan memperlihatkan bagaimana mudahnya menggunakan produk dari Olay ini.

Hasil

Hasilnya, 1.500.000 views berhasil dijaring oleh campaign ini dengan CPV sebesar US$ 0.02 termasuk biaya produksi dan distribusi.

Brand: Air Asia

Tujuan Air Asia menjalankan kampanye Influencer Marketing adalah untuk mendapatkan perhatian dari para audiens di Malaysia mengenai promosi kursi gratis yang ditawarkan oleh Air Asia.

Studi Kasus Influencer Marketing yang Sukses
Eksekusi

Dalam 3 hari, Air Asia mengirim brief dan mendapatkan lebih dari 70 pitch dari influencer. Dan pada akhirnya, brand pesawat ini, memilih 42 influencer untuk diajak berkolaborasi, di mana mereka harus mem-posting konten tentang promosi kursi gratis tersebut pada hari yang sama.

Hasil

Sebanyak 500.000 content views dan 52.000 engagement sukses diraih oleh campaign ini dengan CPV sebesar US$ 0.01 termasuk biaya produksi dan distribusi.

Baca Juga: Studi Kasus 3 Kampanye Influencer Marketing di GetCraft

Melihat beberapa contoh kasus di atas, memang dapat dikatakan kalau dengan menjalankan strategi influencer marketing ini, para brand bisa mencapai beberapa tujuan yang spesifik, khususnya ketika berkaitan dengan brand awareness, brand building dan product consideration. 

Dan kalau Anda ingin dibantu oleh GetCraft dalam strategi Influencer Marketing, silahkan klik tombol di bawah ini,

Kunjungi Marketplace GetCraft!

You must be a premium member to view the full content

Sorry, but the rest of this article is for our Premium Members only. To gain access to this content and many more benefits, subscribe below!

Related articles