Business-to-Business atau yang lebih dikenal dengan istilah B2B, adalah transaksi bisnis yang dilakukan antar perusahaan, dan bukan dengan konsumen pribadi atau retail. Contohnya, sebuah perusahaan produsen mesin-mesin pabrik menjual produknya kepada perusahaan manufaktur. Atau, sebuah supplier menjual bahan makanan kepada restoran.
Perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam kategori B2B ini memiliki karakteristik tersendiri yang akan berpengaruh pada strategi pemasaran digital, termasuk strategi mana yang efektif untuk dijalankan. Dan karakteristik tersebut antara lain:
Ibaratkan situs resmi perusahaan sebagai sebuah lobby utama kantor kita. Secara otomatis, kesan pertama yang diperoleh calon pelanggan ketika pertama kali mengunjungi website tersebut akan berpengaruh pada brand image perusahaan.
Di dalam website yang dikelola brand, kita perlu menggunakan gaya desain atau warna-warna yang mencerminkan image perusahaan, sehingga pengunjung dapat lebih mengenal brand ketika mereka sedang melihat-lihat ke dalam situs tersebut.
Selain itu, pastikan juga sales officer/executive perusahaan mudah dihubungi melalui situs resmi perusahaan itu. Hal ini bisa dilakukan dengan mencantumkan langsung nama para sales officer/executive, jabatan, dan alamat email mereka pada halaman “Hubungi Kami” yang tersedia di dalam situs brand. Atau, apabila situs brand menggunakan form agar dapat dihubungi audiens, maka pastikan isi pesan yang dikirim melalui form tersebut dapat langsung diterima oleh sales officer/excecutive perusahaan.
Ketika situs resmi perusahaan dapat bersifat informatif dan edukatif, khususnya pada produk atau jasa yang ditawarkan, hal ini akan berpengaruh dalam memperpendek sales funnel.
Sudah menjadi praktik yang umum dilakukan bahwa para pegawai perusahaan kerap mencari supplier atau mitra kerja melalui mesin pencarian. Karena itu, perusahaan B2B perlu memaksimalkan konten mereka melalui kegiatan Optimasi Mesin Pencarian, sehingga dapat muncul pada halaman awal mesin pencarian dan menjadi lebih mudah untuk ditemukan oleh audiens. Dan hal ini akan sangat membantu brand dalam menemukan para pelanggannya, karena konsumen B2B lebih sulit dijangkau melalui iklan digital.
Sebagai contoh, apabila sebuah perusahaan menjual produk mesin potong kayu untuk pabrik-pabrik furnitur dengan merk “ABC”, maka kata kunci yang perlu ditargetkan dalam SEO adalah “mesin potong kayu”, “ABC”, “woodworking machine”, dan “mesin potong kayu ABC”.
Serta kalau anggaran pemasaran digital tidak terlalu besar, kita bisa menggantikan optimasi mesin pencarian dengan memasang iklan Pay Per Click.
Tidak semua platform media sosial itu tepat digunakan oleh perusahaan B2B dalam memaksimalkan pemasaran digital.
Salah satu media sosial yang paling tepat digunakan oleh perusahaan B2B adalah LinkedIn. Karena user dari para pengguna LinkedIn sendiri merupakan karyawan, eksekutif perusahaan, dan entrepreneur.
Content marketing merupakan jenis pemasaran digital yang paling efektif untuk dilakukan oleh perusahaan B2B. Sebab, strategi ini memungkinkan perusahaan B2B untuk memberikan informasi secara detail mengenai produk atau jasanya kepada para calon pelanggan dan membuat brand dapat melakukan edukasi kepada audiensnya.
Brand dapat membuat konten-konten digital dalam bentuk artikel dan video. Artikel akan sangat berguna dalam mendukung SEO situs resmi perusahaan, serta efektik untuk memberikan informasi dan edukasi kepada para calon pelanggan.
Sedangkan konten berbentuk video memiliki kelebihan agar informasi yang disampaikan dapat terlihat lebih menarik di mata audiens karena sifatnya yang audiovisual.
Namun, apabila anggaran pemasaran digital perusahaan terbilang cukup kecil, maka konten berupa artikel lebih cocok untuk digunakan dalam strategi pemasaran digital yang dijalankan. Dan jika, anggarannya cukup besar, sebaiknya kita menggunakan konten baik berupa artikel maupun video untuk bisa menjangkau para audiens.
Baca juga: Memahami Apa Itu Content Marketing?