Sebagai marketer, kita tentunya mengetahui ketika membangun sebuah konten itu sangatlah sulit untuk menyasar ke semua orang. Dan agar bisa membuat sebuah content marketing yang bisa tepat sasaran, salah satu caranya adalah dengan memetakan siapa persona audiens kita.
Tetapi apa itu persona audiens? Melalui Content Marketing Institute, Ardath Albee mendefinisikan "persona" sebagai gabungan sketsa dari para target market berdasarkan berbagai persamaan yang telah tervalidasi dan bukan asumsi yang juga dapat menginformasikan strategi konten untuk mengarahkan engagement dari para pembeli produktif.
Memang benar bahwa dengan mengetahui persona audiens menjadi bagian penting dalam meramu strategi content marketing. Karena, seperti riset pemasaran lainnya, mengetahui persona audiens akan memudahkan kita untuk memahami lebih dalam seperti apa target audiens kita, dan konten seperti apa yang sebenarnya mereka inginkan atau butuhkan.
Baca Juga: Memahami Apa itu Content Marketing
Seperti yang diungkapkan di atas, salah satu manfaat ketika dapat mengidentifikasi persona audiens adalah kita menjadi tahu apa yang menjadi tantangan, keinginan, juga kebutuhan dari para audiens tersebut.
Tidak sampai di situ, manfaat lain yang bisa didapatkan yakni kita dapat lebih memahami berbagai hal yang mereka pedulikan serta topik-topik seperti apa yang dapat menarik perhatian mereka, dan juga bisa menemukan di mana para audiens itu paling senang menghabiskan waktu di dunia digital.
Ketika kita sudah mengetahui hal tersebut, tentunya akan memudahkan kita sebagai brand dalam membuat sebuah content marketing yang lebih baik dan sesuai dengan dengan kebutuhan dari para target audiens. Selain itu, konten tadi juga akan berjalan lebih efektif hingga mencapai objektif pemasaran yang telah ditentukan.
Salah satu cara untuk membangun persona audiens adalah dengan melakukan riset mendalam untuk mendapatkan data demografis dan juga informasi psikografis dari para target audiens.
Data demografis dari para audiens merupakan hal penting yang perlu untuk diketahui ketika memetakan persona audiens. Dan satu cara untuk mengupulkan data demografis ini, kita bisa memulainya dengan mencari tahu beragam data dari berbagai platform media sosial. Karena di dalam media sosial itu sebenarnya sudah ada beberapa informasi demografi yang mendasar dari para target audiens kita.
Dan ketika sudah memiliki dana lebih atau traffic yang tinggi, kita bisa juga mencari data demografi yang lebih luas dengan membuat sebuah survey online, diskusi dengan para audiens atau bahkan melakukan wawancara intensif dengan mereka.
Beberapa karakteristik yang perlu kita cari untuk melengkapi data demografi dari para audiens ini antara lain: jenis kelamin, umur, lokasi, pendapatan, tingkat edukasi, status pernikahan dan pekerjaan.
Dan satu hal yang perlu diingat, semakin banyak data demografis yang berhasil kita kumpulkan, maka kita juga akan dapat mengidentifikasikan persona audiens ini dengan lebih akurat.
Selain itu, fungsi dari data demografis ini nantinya bisa mempermudah kita ketika ingin membuat sebuah konten yang relevan dengan para pembaca dan juga akan membantu pada saat membuat strategi untuk mempromosikan content marketing yang dibuat melalui media sosial baik itu secara organik atau dengan memanfaatkan paid media.
Walau banyak manfaatnya, tetapi untuk membangun persona audiens belumlah cukup kalau hanya mengandalkan data demografis ini. Unsur penting lain yang perlu kita gali adalah informasi psikografi.
Mungkin informasi psikografi ini masih belum terlalu populer. Dan salah satu cara untuk mengetahui apa itu data psikografi, Neil Patel menyarankan untuk membandingkannya dengan data demografi. "Sebagian besar marketers mungkin sudah memahami apa itu data demografi, yakni sebuah data statistik yang berhubungan dengan populasi dan juga grup-grup yang terspesifikasi di dalamnya. Sementara demografi selalu berkutat dengan data, psikografi lebih memperlihatkan beragam informasi audiens," Neil Patel menambahkan.
Data demografis memang merupakan hal penting di dalam dunia marketing, tetapi kekurangan dari data ini yaitu hanya memberikan gambaran sebatas "siapa audiens kita" dan tidak bisa memberikan jawaban "kenapa mereka mau mengonsumsi konten yang disajikan". Sementara itu, dengan mengetahui informasi psikografi, para marketer bisa melihat sesuatu yang lebih dalam dan membuat kita bisa menemukan berbagai motivasi dari para audiens.
Untuk singkatnya, melalui demografi, seorang marketers bisa mencari berbagai data yang objektif mengenai audiens, dan psikografi adalah untuk menemukan informasi-informasi subjektif milik audiens.
Karena itu, informasi psikografi ini menjadi satu unsur penting ketika membangun persona audiens. Dengan mengetahui apa motivasi dari para audiens ini, akan memudahkan kita untuk meningkatkan conversion pada konten terkait.
Dan di dalam informasi psikografi ini, beberapa informasi audiens yang bisa dicari yaitu, personality, attitudes, behavior, values, goals, lifestyle, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Langkah Riset untuk Content Marketing yang Efektif
Membangun persona audiens menjadi satu unsur penting ketika sedang membuat sebuah strategi content marketing. Karena dengan mengetahui hal tersebut, kita akan dapat memanfaatkan waktu dengan lebih efisien, konten yang dibuat dapat menjadi lebih efektif, dan juga turut bisa meningkatkan conversion seperti yang diharapkan.