Menurut data dari Komisi Pemelihan Umum (KPU), generasi millennials dan Gen Z merupakan pemilih terdaftar dengan jumlah paling besar, yakni antara 70-80 juta dari total 183 juta pemilih tetap. Karena itu untuk bisa menarik perhatian mereka, menjadi tantangan penting yang perlu dihadapi oleh para brand atau politikus dalam menghadapi tahun politik di 2019 ini.
Alasan tersebut pula yang mendasari GetCraft bekerja sama dengan Loket.com membuat diskusi panel Jakarta Content Marketing Meetup (JCMM) bertema “How to Win Over Millennials and Gen Z in The Indonesian Political Year”. Dalam kesempatan yang diadakan di Go-Learn, GO-JEK HQ, Jakarta Selatan, para pembicara yang terdiri dari Farazandi, Director Vluid Digital & Dosen di Universitas Prasetiya Mulya, Pangeran Siahaan, Founder &CEO Asumsi, Oktora Irahadi, Managing Director Cameo Project Group, Jojo Trijoko, Marketing Manager Loket.com, serta dimoderatori oleh Syarief Hidayatullah, SVP Creative GetCraft, membahas mengenai cara paling efektif dan konten seperti apa yang dapat menarik para millenials dan gen Z melalui medium politik.
Baca Juga: Memahami Apa itu Content Marketing
Lalu seperti apa perilaku dari para millennials ini? Konten seperti apa pula yang dapat menarik perhatian mereka?
Membicarakan soal generasi millennials dan Gen Z di tengah pusaran politik ini memang kerap menjadi hal yang menarik. Kenapa? Menurut Farazandi, saat ini kedua generasi ini mewakili 40% dari total populasi penduduk di Indonesia. Dan ini dapat berarti kalau generasi ini memiliki kekuatan politik yang cukup penting di Indonesia.
Pertanyaannya, seperti apa karakter mereka sehingga komunikasi brand bisa lebih efektif?
Salah satu karakter dari generasi milenial terhadap tema politik yaitu; mereka terbilang cukup apatis mengenai persoalan politik. Pangeran Siahaan mengatakan, “Mengapa kita apatis soal politik? Karena kita tidak diajarkan bernegara dengan benar.”
Selain memiliki sikap yang apatis, Cameo Project juga melakukan survei untuk bisa menangkap dan memahami sifat dari para generasi milenial ini. Dan menurut Oktora Irahadi, berikut beberapa keunikan dari para generasi ini.
Belum cukup sampai di situ, ada pula beberapa karakteristik lain dari para millennials dan Gen Z ini, seperti yang dirangkum oleh Oktora:
Setelah mengenal karakteristik dari para generasi milenial dan Gen Z ini tentu akan memudahkan brand untuk membangun pesan yang tepat supaya dapat diterima. Dan karena memang karakter utama mereka senang beraktivitas di dunia online, menjangkau mereka lewat media digital mungkin menjadi salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri dengan mereka.
Pangeran Siahaan mengemukakan kalau milenial memiliki fears of missing out yang cukup besar. Sehingga konten yang tepat untuk menarik perhatian mereka adalah yang bersifat emosional dan konkret.
Namun ada pula beberapa tipe konten lain yang juga dapat menarik perhatian mereka. Seperti yang sudah diungkapkan di atas, kalau para generasi muda ini berlaku apatis terhadap berbagai situasi politik. Menurut survei yang dilakukan oleh Cameo Project, 8 dari 10 orang millennials itu tidak peduli pada iklan kampanye apa pun dan siapapun kecuali bersifat entertaining. Sehingga Oktora merekomendasikan kalau ingin relevan dengan anak-anak muda ini, para marketers haruslah menggunakan unsur entertaining. “Entertainment/hiburan adalah kunci dan pada dasarnya millennials ini bicara soal ‘apa untungnya konten tersebut untuk saya?’,” ujarnya.
Walau melalui media online memang menjadi cara yang efektif untuk bisa mendapatkan perhatian para anak muda ini, tetapi ternyata mengadakan kegiatan offline juga tidak kalah penting. Farazandi mengungkapkan, cara untuk bisa mencapai generasi millennials yakni dengan menerapkan O2O. “Online to offline. Online itu untuk menarik awareness, sementara offline untuk direct approach,” tambahnya.
Kegiatan offline yang kerap kali mengundang masyarakat untuk mengikutinya adalah sebuah event yang relate dengan minat mereka. “Cara membuat event politik yang baik itu dengan, mengenali audiens, membuat unique design, dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat, serta konten itu sendiri,” ujar Marketing Manager Loket.com, Jojo Trijoko.
Baca Juga: Trik bagi Para Brand untuk Mendapat Perhatian dari Para Ibu Muda di Indonesia
Banyak yang bilang tak kenal maka tak sayang, dan memang untuk bisa menarik atensi dari para generasi millenials dan Gen Z melalui topik politik, yakni dengan mengenal terlebih dahulu karakter mereka serta mencapainya melalui konten yang menghibur namun tetap relevan. Namun adapula beberapa PR yang perlu diperhatikan brand. “Sekarang ini untuk tap in ke anak muda itu mungkin fokusnya lebih ke edukasi. Agar nantinya kita dapat mengukur campaign politik dengan lebih akurat,” begitu kata Syarief Hidayatullah sambil menutup diskusi JCMM malam itu.