Seringkali dalam praktiknya, para marketer cenderung mudah untuk melewatkan kesempatan. Mereka kerap menghabiskan waktunya untuk melihat impression, likes, click-through rates, dan metrik lainnya namun tujuan akhir kampanye marketing menjadi tak jelas. Padahal semua upaya tersebut dilakukan dengan alasan ingin menghasilkan penjualan baru.
Semua lalu lintas situs dan tayangan iklan tidak lantas menghasilkan pemasaran yang baik jika upaya-upaya tersebut tidak menghasilkan penjualan baru. Jadi, bagaimana cara paling efektif untuk mencapai tujuan tersebut?
Salah satu penelitian dari Citizen Relations Canada menemukan 68% generasi millennial Kanada berbelanja karena pendekatan marketing “fear of missing out” (FOMO). Sementara itu, sekitar 45% dari jumlah yang sama tidak lagi bisa bertahan lebih dari 12 jam tanpa mengecek jejaring media sosial favorit mereka.
Baca Juga: Memahami Apa itu Content Marketing
Walau faktor FOMO menjadi pendorong yang kuat seseorang dapat berbelanja, hal-hal lain seperti urgensi, kelangkaan, eksklusivitas, dan kejutan juga berpengaruh terhadap bagaimana seseorang memanfaatkan pendapatan mereka. Taktik-taktik tersebut tentu saja dapat menghasilkan leads baru, tapi ada beberapa strategi alternatif lain yang bisa diterapkan dalam kampanye marketing yang dijalankan. Berikut beberapa inspirasi strategi menghasilkan leads baru:
Studi kasus punya banyak manfaat dalam menghasilkan leads bagi kampanye marketing. Tidak percaya? B2B Marketing’s Content Marketing Benchmark Report melakukan survei dengan partisipan sebanyak 112 marketers B2B dan menemukan jika 66% konten tipe studi kasus sangat efektif untuk menghasilkan leads baru.
Tak hanya itu, sebanyak 31% dari total responden Eccolo Media di tahun 2015 juga mencatat jika konten studi kasus merupakan konten paling berpengaruh ketiga yang menghasilkan leads baru.
Kesimpulannya, konten studi kasus cukup efektif mengajak banyak orang untuk mempertimbangkan keputusan mereka dalam membeli suatu barang atau memakai suatu jasa.
Meski demikian, konten studi kasus yang benar-benar menarik perhatian para konsumen tak melulu terpatok pada formula membosankan yang terdiri dari pengenalan masalah – solusi – kemudian hasil. Kita juga membutuhkan bantuan narasi yang tepat dan kreatif agar calon konsumen tidak bosan.
Dengan mengetahui pemilihan kata yang tepat dan frasa yang sesuai, hubungan antara brand dan konsumen akan semakin terjalin erat. Namun, bagaimana cara menentukan mana pemilihan kata dan frasa yang tepat? Jawabannya ada pada penelitian pasar (market research).
Untuk melakukan penelitian pasar, kita tak perlu berpaling pada cara-cara yang rumit. Cukup membuka beberapa jejaring sosial media populer untuk memahami konsumen. Carilah beberapa kata, frasa, atau konsep yang sering muncul dalam perbincangan antar konsumen. Gunakan kata, frasa, dan konsep tersebut untuk copy ads atau landing page. Dengan berbicara dengan bahasa sehari-hari yang digunakan target market, kita pun dapat menghasilkan leads yang lebih banyak.
Walaupun terkesan lebih beretika, penggunaan frasa yang melibatkan kata "spam" sangat tidak dianjurkan ketika menentukan target leads baru. Dikutip dari Unbounced, dengan menggunakan kata "spam" di formulir pendaftaran website, terjadi pengurangan konversi leads baru sebanyak 18%.
Mengapa ini bisa terjadi? Ternyata, kata "spam" hanya akan mengingatkan calon konsumen akan risiko yang dapat mereka terima. Meskipun konteks dalam copy website dibuat untuk menenangkan calon konsumen, pilihan kata "spam" justru akan membuat mereka menimbang-nimbang kembali keputusan mereka karena teringat peluang mereka bisa di-spam sepanjang waktu.
Biasanya landing page akan menjadi kanal terakhir mengumpulkan konversi leads. Untuk itu, copy website yang ditampilkan haruslah memiliki dampak besar dan mampu membuat calon konsumen mengambil keputusan dengan segera, terutama copy pada tombol yang ada di situs. Namun, bagaimana cara membuat copy button yang menarik? Ikuti saja formula yang dibagikan oleh Joanna Wiebe, seorang copywriter profesional:
Tiap brand dan perusahaan pasti mendapatkan testimoni atas jasa atau produk yang ditawarkan. Testimoni tersebut, jika dikurasi dengan tepat, akan membuat banyak calon konsumen yakin keputusan yang mereka ambil tepat. Bagaimana cara memilih testimoni yang meyakinkan?
Testimoni yang sempurna adalah yang menonjolkan masalah utama target konsumen. Kemudian, dalam testimoni tersebut disebutkan dengan detail bagaimana produk atau layanan kita dapat mengatasi masalah tersebut. Untuk mendapatkan testimoni yang memenuhi kriteria tersebut ternyata cukup mudah. Kita hanya perlu menghubungi konsumen yang paling senang dan terbantu dengan produk atau layanan yang kita tawarkan. Kemudian, lakukanlah wawancara singkat.
Baca Juga: 4 Tipe Konten Terbaik Untuk Menjaring Leads
Demikian taktik mendatangkan leads yang cenderung dilupakan banyak marketer. Bermodal langkah sederhana di atas, bukan tak mungkin kita dapat mendatangkan leads lebih banyak dan potensial.
Feature Image by freestocks on Unsplash