Walaupun kalah dalam jumlah active account dibanding Facebook, Twitter masih menjadi media sosial yang cukup ampuh, khususnya untuk kecepatan informasi yang ada di dalamnya. Dengan total 145 juta user aktif tiap bulannya, banyak brand menggunakan twitter untuk lebih engage dengan pelanggan dan followers-nya, meningkatkan brand awareness, konversi dan tukuan-tujuan lain.
Untuk memanfaatkan twitter sebagai kanal kampanye marketing sebenarnya cukup tricky. Hal ini karena kita hanya bisa merangkai bahasa dengan menggunakan 280 karakter untuk tiap posting-nya. Selain itu, cepatnya arus informasi dalam twitter juga akan menyulitkan konten kita untuk dapat terlihat oleh followers.
Baca Juga: Memahami Apa itu Content Marketing
Pertanyaannya, bagaimana cara memanfaatkan Twitter untuk menjadi bagian strategi kampanye marketing? Berikut adalah 5 strategi ampuh penggunaan Twitter untuk kampanye marketing.
Salah satu kesalahan yang sering dibuat oleh brand ketika menjalankan strategi marketing dengan twitter adalah hanya mengandalkan komunikasi satu arah. Tidak jarang kita melihat, bahwa ada brand yang hanya melemparkan posting-an tanpa membalas comment dari followers-nya. Jika followers terabaikan, maka produk yang dijual pun akan diabaikan oleh pasar. Oleh karena itu, mencoba menjalin percakapan dengan followers dengan membalas komentar atau Direct Message dari followers sangat penting untuk meningkatkan awareness di dunia digital.
Twitter menjadi salah satu pionir penggunaan hashtag (tagar) dalam percakapan media sosial. Sehingga, tagar ini merupakan fitur penting di Twitter. Dengan melihat tagar, kita bisa mengetahui topik apa yang sedang hangat dibahas oleh pengguna twitter. Kita juga bisa mencari kata kunci dan tagar kunci yang berhubungan dengan brand dan produk di Twitter. Dengarkan percakapan apa yang terjadi antar pengguna di dalamnya dan gabung dalam percakapan tersebut secara halus. Sehingga pengguna tidak merasa risih dengan masuknya brand dalam percakapan mereka.
Baca Juga: Tahapan Persiapan untuk Mengelola Media Sosial
Humor menjadi elemen penting dalam penyebaran informasi di Twitter. Sebuah trending Twitter terkadang diawali dari sebuah posting-an humor yang receh. Sebagai contoh sejak Ramadan tahun 2009, #sawityowit selalu menjadi trending yang bertahan cukup lama selama waktu sahur sampai pagi hari. Tagar ini diawali oleh posting-an seorang pemandu acara sahur yang memberikan tebak-tebakan humor untuk memeriahkan waktu sahur. Postingan ini disambut oleh pengguna Twitter Indonesia dengan tebak-tebakan humor kreatif dari mereka.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa, sedikit memasukan bumbu humor dalam postingan Twitter akan membantu meningkatkan kehadiran brand di jagat digital. Namun, kita juga harus mengetahui batasan humor seperti apa yang diterima oleh warganet di Twitter.
Salah satu strategi yang jarang diterapkan oleh banyak brand ketika bermain Twitter adalah melibatkan kompetitor dalam posting-annya. Hal ini dapat dimaklumi, sebagian besar brand tidak ingin memberikan panggung pada kompetitor dalam kampanye marketing-nya yang pada akhirnya memberikan hasil yang terbalik dari objektif kampanye tersebut. Namun jika percakapan dengan kompetitor tersebut dibalut secara kreatif, bukan tidak mungkin kampanye marketing akan menjadi lebih viral dan menggaet pelanggan dari kompetitor. Sebagai contoh, kampanye dari Burger King di bawah ini.
Dalam kampanye ini, Burger King menawarkan promo seharga 1 sen untuk pembelian produk Whooper di dekat gerai McDonald’s dengan menggunakan aplikasi Burger King. Terlihat sekilas bahwa kampanye ini cukup berisiko, karena akan membuat pelanggannya harus berjalan ke gerai kompetitor. Namun hasilnya, posting-an tersebut di-retweet dan dikomentari oleh kurang lebih 3.400 pengguna dan disukai oleh sekitar 6.100 pengguna. Tentunya strategi ini dapat juga dicoba. Kalaupun masih ragu untuk memasukan brand kompetitor dalam konten, bisa juga mencoba menggunakan istilah lain yang merepresentasikan kompetitor.
Seperti contoh di poin 2, postingan dari seorang influencer bisa berbuah menjadi trending yang viral. Dengan besarnya followers yang dimiliki, seorang influencer bisa membuat percakapan yang masif dengan pengguna Twitter. Percakapan yang dihasilkan oleh seorang influencer terkadang juga menjadi lebih natural jika membalas komentar atau retweet dari followers-nya. Dengan semakin dia membalas balasan dari followers-nya, jangkauan percakapannya pun bisa menjadi semakin luas. Kita bisa secara halus menjalin percakapan dengan influencer ketika ia membahas suatu topik terkait brand dan produk kita atau menjalin kerjasama komersial untuk membahas produk terkait.
Feature Image by Sara Kurfeß on Unsplash