Strategi Influencer Marketing sampai hari ini merupakan cara yang dipercaya oleh para marketers dalam menyampaikan pesan yang efektif kepada para audiens atau calon pelanggan mereka sehingga brand bisa meraih beragam objektif yang diharapkan.
Walau banyak brand yang sudah merasakan efektivitas dari strategi ini, namun tidak sedikit pula marketers yang merasa bahwa influencer marketing memiliki tantangan yang bisa berakibat pada komunikasi brand dengan para audiens dan calon pelanggan.
Baca Juga: Memahami Influencer Marketing
Karena hal tersebut, banyak yang mempertanyakan seperti apa sebenarnya tren dari influencer marketing ini? Dan mengapa brand perlu menggunakan dana mereka untuk menjalankan strategi influencer marketing?
Dan untuk menjawab hal tersebut, Anthony Reza, Co-Founder dan CEO Indonesia GetCraft sempat diundang sebagai pembicara dalam acara Loketalks pada tanggal 13 November lalu dan juga Social Media Week pada tanggal 14 November yang bertema “Influencer Marketing Masterclass” untuk membahas lebih dalam mengenai strategi Influencer Marketing.
Influencer marketing merupakan bentuk dari native advertising yang fokus kontennya disampaikan oleh influencer dengan harapan dapat membuat percakapan antar audiens mengenai produk atau jasa yang ditawarkan brand, sehingga konten yang disampaikan tersebut dapat memiliki dampak besar bagi perkembangan brand.
Menurut GetCraft Native Advertising tahun 2018, sebagian besar brand menghabiskan 20-30% dana media mereka untuk native advertising. Dan format yang paling banyak digunakan adalah paid social media post dengan 67% responden yang menggunakan format ini, dan disusul oleh influencer marketing yang menarik 47% responden.
Untuk influencer marketing sendiri, platform yang paling banyak dipercaya brand untuk menyampaikan pesan mereka adalah melalui Instagram. Seluruh brand yang menjalankan strategi influencer marketing ini 100% menggunakan Instagram sebagai medium promosi mereka.
Memang kini sudah banyak brand yang percaya dengan influencer marketing. Namun apa yang biasanya menjadi objektif mereka ketika menjalankan strategi ini? Memang banyak tujuan yang bisa dicapai oleh brand dalam menjalankan strategi influencer marketing. Misalnya saja, untuk meningkatkan brand awareness, leads generation atau sales, brand building, serta mendorong traffic pada website atau SEO dan lain-lain.
Namun di antara tujuan tersebut ternyata sebagian besar, yakni 77% brand menggunakan influencer marketing untuk mendapatkan awareness dari audiens atau calon pelanggan. Sementara 70% yang percaya bisa meningkatkan jumlah leads bahkan sales dari produk atau jasa yang mereka tawarkan.
Namun yang menarik dari tren influener marketing ini yaitu, sebagian besar brand percaya bahwa influencer marketing efektif dalam meningkatkan brand awareness. Tetapi ternyata bagi para pelanggan, influencer marketing merupakan channel yang lebih berdampak besar dalam mendorong product consideration. Atau untuk lebih jelasnya silahkan tengok gambar di bawah ini.
Mengapa influencer marketing merupakan strategi penting yang perlu diterapkan brand, karena taktik ini terbukti efektif dari sisi cost per view (CPV). Karena lewat influencer marketing, brand sudah mengeluarkan dana yang termasuk biaya ideation, produksi dan distribusi, sehingga influencer marketing merupakan bentuk paid marketing yang paling efektif.
Bukan hanya efektif dari sisi biaya, influencer marketing juga terbukti dapat membangun kredibilitas brand. Menurut data dari Nielsen:
Dan karena kepercayaan tersebut berhubungan langsung dengan kredibilitas brand, maka influencer marketing merupakan salah satu cara yang berdampak besar dalam membangun kredibilitas brand.
Baca Juga: Prediksi Tren Influencer Marketing 2020
Sebenarnya masih banyak manfaat yang bisa didapat brand ketika menjalankan strategi influencer marketing. Namun pada dasarnya strategi ini merupakan cara yang efektif untuk mencapai objektif yang diharapkan asalkan pesan, konten dan influencer yang dipilih juga tepat.